Live Nation Entertainment Mengungkapkan Pelanggaran Data di Unit Ticketmaster

Jakarta  - Live Nation Entertainment (LYV.N) mengumumkan pada  Jumat 31 Mei bahwa mereka sedang menyelidiki pelanggaran data di unit Ticketmaster yang ditemukan pada 20 Mei. Pelanggaran ini adalah salah satu dari serangkaian peretasan perusahaan besar yang terjadi dalam setahun terakhir.

Dalam pengajuan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), Live Nation menyatakan bahwa mereka menemukan "aktivitas tidak sah" di basis data cloud pihak ketiga yang terutama berisi data Ticketmaster, dan mereka bekerja sama dengan penyelidik forensik.

Pekan lalu, sebuah kelompok kejahatan siber yang dikenal bernama ShinyHunters mengklaim telah mencuri data pengguna lebih dari 500 juta pelanggan Ticketmaster, menurut berbagai laporan media. Namun, Live Nation tidak menyebutkan ShinyHunters dalam pengajuan SEC-nya.

Perusahaan juga tidak segera menanggapi permintaan komentar dari media.

Pelanggaran ini terjadi saat promotor konser tersebut sedang menghadapi pengawasan regulasi terkait kekhawatiran antimonopoli. Live Nation terkena gugatan antimonopoli pertama pekan lalu, yang kemungkinan akan diikuti oleh gelombang gugatan konsumen lainnya setelah pemerintah AS dan beberapa negara bagian menggugat untuk memecah perusahaan tersebut. Mereka berargumen bahwa Live Nation dan unit Ticketmaster-nya secara ilegal menaikkan harga tiket konser.

Dalam pengajuan tersebut, Live Nation mengatakan bahwa pada 27 Mei, "seorang aktor ancaman kriminal menawarkan apa yang diduga sebagai data pengguna perusahaan untuk dijual melalui dark web."

"Kami sedang bekerja untuk mengurangi risiko bagi pengguna kami dan perusahaan, serta telah memberi tahu dan bekerja sama dengan penegak hukum," kata perusahaan tersebut. "Kami juga memberitahu otoritas regulasi dan pengguna terkait akses tidak sah ke informasi pribadi, sebagaimana mestinya."

Pelanggaran ini belum dan kemungkinan tidak akan berdampak material pada bisnis atau keuangan Live Nation, kata perusahaan tersebut. "Kami terus mengevaluasi risiko dan upaya pemulihan kami sedang berlangsung," tambah Live Nation.