Menhan Ukraina Sebut Jet Tempur F-16 Segera Tiba, Tapi Banyak Bantuan Lain yang Terlambat
JAKARTA - Menteri Pertahanan Ukraina mengatakan, negaranya akan segera menerima jet tempur F-16 yang lama dinantikan, namun sekitar setengah dari bantuan militer asing yang sangat dibutuhkannya terlambat tiba.
Menhan Rustem Umerov mengatakan dalam sebuah wawancara di Kyiv mengatakan kepada Reuters, Rusia mengerahkan lebih banyak pasukan dan peralatan ke garis depan, lebih dari 27 bulan setelah invasi besar-besaran.
Pasukan Kyiv dikatakan telah berhasil menstabilkan front baru di wilayah timur laut Kharkiv yang diserang Rusia awal bulan ini. Namun, Menhan Umerov mengatakan Moskow sedang mempersiapkan upaya baru.
"Tujuan mereka adalah untuk membuka front baru di utara untuk mulai menggunakan semua tenaga kerja mereka, kekuatan senjata, untuk melawan kami, mereka terus melanjutkan tujuan mereka untuk menghancurkan negara," katanya, dilansir dari Reuters 29 Mei.
"Kami bertahan, tapi tentu saja kami membutuhkan lebih banyak senjata, kami membutuhkan lebih banyak kekuatan tembak, kami membutuhkan rudal jarak jauh, agar mereka tidak memasuki negara kami," lanjutnya.
Menhan Umerov mengatakan, dia berharap jet tempur F-16 akan dikirim "semoga sangat, sangat segera".
Ketika ditanya berapa banyak yang diharapkan Kyiv, ia mengatakan dalam bahasa Inggris: "Kami membutuhkan sebanyak mungkin yang bisa kami dapatkan."
"Pada tahap ini, kami fokus pada pelatihan personel kami, pilot, kami fokus pada infrastruktur, kami fokus untuk membawa tim operasional dan pemeliharaan dan kami bekerja pada modernisasi atau membawa lebih banyak platform," urainya.
Dia menambahkan, Ukraina juga terus meningkatkan produksi senjata dan pesawat tak berawak, serta kemampuan perang elektroniknya.
Lebih jauh Menhan Umerov mengatakan, Ukraina berterima kasih atas bantuan militer dan senjata yang dipasok oleh mitranya. Namun, hanya setengah dari pengiriman yang dijanjikan tiba tepat waktu. Setiap penundaan akan menguntungkan musuh Ukraina yang jauh lebih besar dan memiliki perlengkapan lebih baik, dengan garis depan yang membentang sepanjang 1.200 km (750 mil).
Bahkan, sebelum bulan ini menyeberang ke bagian utara wilayah Kharkiv, merebut desa-desa perbatasan dan memaksa ribuan warga sipil mengungsi, pasukan Rusia perlahan-lahan bergerak maju selama berbulan-bulan di wilayah timur Donetsk.
Baca juga:
- Gedung Putih: Israel Mengatakan Gunakan Bom Berpemandu Presisi, Jika Benar, Ada Upaya Hati-hati
- AS Bilang Serangan Israel di Rafah Tidak Melanggar Garis Merah dan Tak akan Mengubah Kebijakan
- Prancis Siap Akui Negara Palestina, Presiden Macron: Tidak Ada yang Tabu
- Seluruh RS di Rafah Tidak Bisa Berfungsi, Korban Tewas Warga Palestina Tembus 36 Ribu Jiwa
"Waktu sangatlah penting dan, untuk menghalau serangan, kita perlu melakukan (pengiriman) tepat waktu," ujar Menhan Umerov.
Menhan Umerov menegaskan kembali, Kyiv bertekad untuk membebaskan seluruh wilayahnya hingga perbatasan yang diakui secara internasional pada tahun 1991, termasuk Krimea.
Namun, tujuan utama militer Ukraina dalam beberapa bulan mendatang adalah mempertahankan garis pertahanannya dan menekan musuh sekaligus meningkatkan kemampuan militer Ukraina di udara, laut dan darat.