Selidiki Penyiksaan dan Kematian Tahanan Perang Gaza, Jaksa Militer Israel: Kami Sangat Serius
JAKARTA - Israel menggelar penyelidikan kematian warga Palestina yang ditangkap dan ditahan selama perang Gaza, serta kamp penahanan yang dikelola militer, di mana kelompok hak asasi manusia menuduh adanya pelecehan terhadap narapidana, kata kepala jaksa militer pada Hari Senin.
Mengutip laporan mantan narapidana dan seorang dokter dari markas Sde Teiman, kelompok Dokter untuk Hak Asasi Manusia mengatakan bulan lalu, para tahanan telah mengalami kekerasan parah yang menyebabkan patah tulang, pendarahan internal hingga kematian.
Warga Palestina juga menuduh tentara Israel melakukan pembunuhan ilegal selama perang Gaza yang telah berlangsung hampir delapan bulan.
"Sampai saat ini, 70 penyelidikan polisi militer telah dibuka terhadap insiden yang menimbulkan kecurigaan adanya tindak pidana," kata kepala jaksa militer Mayor Jenderal Yifat Tomer Yerushalmi, dilansir dari Reuters 27 Mei.
"Investigasi ini juga mengatasi tuduhan yang muncul mengenai kondisi penahanan di pusat penahanan Sde Teiman dan kematian para tahanan di tahanan IDF. Kami menangani tuduhan ini dengan sangat serius dan mengambil tindakan untuk menyelidikinya," tegasnya.
Mengutip The Times of Israel, pangkalan militer Sde Teiman terletak di Gurun Negev.
Awal bulan ini, kelompok-kelompok hak asasi manusia Israel mengajukan petisi kepada Pengadilan Tinggi untuk menutup pusat penahanan tersebut.
Bulan lalu, sekitar 150 warga Palestina yang ditangkap dalam operasi militer Israel di Jalur Gaza dan dibebaskan pada Hari Senin, mengatakan mereka mengalami penyiksaan dan penganiayaan selama ditahan, kata pejabat Palestina.
Pejabat perbatasan mengatakan, para tahanan, termasuk dua anggota Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) yang telah ditahan selama 50 hari, dibebaskan melalui perlintasan Kerem Shalom yang dikuasai Israel di Gaza selatan.
Beberapa orang dirawat di rumah sakit, mengeluhkan pelecehan dan perlakuan buruk di dalam penjara Israel, kata mereka. Banyak dari mereka yang dibebaskan mengatakan, mereka telah ditanyai apakah mereka memiliki hubungan dengan kelompok militan Hamas, yang menguasai Gaza. Namun, pihak militer Israel membantah tuduhan tersebut.
Baca juga:
- Drone Ukraina Sasar Radar Sistem Peringatan Dini Rudal Balistik Rusia
- Sesalkan Serangan Udara IDF di Rafah Tewaskan Warga Sipil, Jaksa Militer Israel Gelar Penyelidikan
- Sesalkan Serangan Udara IDF di Rafah Tewaskan Warga Sipil, Jaksa Militer Israel Gelar Penyelidikan
- PBB Kecam Serangan Israel ke Kawasan Pengungsi di Rafah
Pada Bulan Desember, Kantor Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR) mengatakan mereka telah menerima banyak laporan tentang penahanan massal, perlakuan buruk dan penghilangan paksa warga Palestina di Gaza utara oleh militer Israel.
Terpisah, militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan, mereka bertindak sesuai dengan hukum Israel dan internasional. Mereka yang ditangkap mendapatkan akses terhadap makanan, air, obat-obatan dan pakaian yang layak.
"IDF beroperasi untuk memulihkan keamanan bagi warga Israel, membawa pulang para sandera, dan untuk mencapai tujuan perang sambil beroperasi sesuai dengan hukum internasional," kata Israel Defense Forces (IDF), menambahkan pengaduan khusus tentang perilaku yang tidak pantas akan diteruskan ke pihak berwenang yang relevan untuk ditinjau.