Bom Bunuh Diri Meledak saat Konser Ariana Grande di Manchester Arena dalam Memori Hari Ini, 22 Maret 2017
JAKARTA – Memori hari ini, tujuh tahun yang lalu, 22 Maret 2017, bom bunuh diri meledak di Manchester Arena, Inggris saat konser bintang pop, Ariana Grande. Ledakan itu menewaskan belasan orang dan mencederai ratusan orang. Kondisi itu membuat seisi Kota Manchester berduka.
Sebelumnya, Ariana Grande dikenal sebagai penyanyi kesohor di kalangan anak muda. Popularitas itu membuatnya melakukan tur dunia, termasuk ke Inggris. Konser bertajuk Dangerous Women pun dihadirkan di Manchester Arena. Penggemarnya disajikan dengan aksi panggung menarik dan suara indah.
Ariana Grande adalah salah satu penyanyi yang sedang naik daun. Penyanyi kelahiran Boca Raton, Florida, 26 Juni 1993 itu telah menorehkan tiga buah album studio. Yours Truly (2013), My Everything (2014), dan Dangerous Women (2016).
Album itu disukai oleh kebanyakan anak remaja di pasaran. Lagu-lagu Ariana Grande dianggap mewakili jiwa mereka. Apalagi, Ariana jauh dari kontroversi. Ia memang mendapatkan citra baik. Penyanyi yang pernah jadi aktris Nickelodeon itu dikenal memiliki ciri khas unik.
Ariana selalu membuat rambutnya dikuncir tinggi bak boneka Barbie. Ia pun melengkapi aksinya dengan mengenakan bando telingga kucing dan sering kali kelinci. Popularitas itu membawakan ke tangga popularitas. Arinanator –nama penggemarnya—selalu ingin tahu karya dari idolanya.
Mereka pun ingin bertemu dan bernyanyi bersama secara langsung. Pucuk dicinta ulam tiba. Ariana Grande mulai mewujudkan satu demi satu mimpi penggemarnya. Inggris pun kebagian tur dunianya. Ariana berencana mengadakan konser di Negeri Ratu Elizabeth di tiga kota pada Mei 2017.
Machester Arena, O2 Arena, dan The O2 di London. Konser itu sengaja dilaksanakan lebih dari satu kali. Ia memang berencana ingin memuaskan penggemarnya sekaligus melakukan promosi dari album Dangerous Women yang dirilis tahun 2016 di Inggris.
Konser Ariana pun berlangsung di Manchester Arena pada 22 Maret 2017. Antusias penonton membludak. Gedung yang berkapasitas 21 ribu penonton itu penuh dengan penonton remaja. Mereka datang ingin melihat idolanya secara langsung.
Baca juga:
- Memori Soeharto Lengser 21 Mei 1998: Tapol Politik Orba Dipaksa Keluar Penjara
- Kontroversi Daftar 200 Nama Mubalig yang Diakui Kemenag dalam Memori Hari Ini, 21 Mei 2018
- Budi Utomo Dianggap Elitis, Muara Penetapan Hari Kebangkitan Nasional Banjir Kritikan
- Anwar Ibrahim Tegaskan Refomasi Indonesia Jadi Pelajaran Berharga Bagi Malaysia dalam Memori Hari Ini, 20 Mei 2018
“Remaja putri menghadiri konser Ariana Grande dengan senang hati bernyanyi lagu-lagu Ariana. Mereka pun mengikuti setiap postingan media sosialnya. Dalam musik, pertunjukan, dan videonya, Ariana — yang selalu tersenyum sambil mengeluarkan suaranya yang melambung — adalah hal yang didambakan oleh para penggemarnya: Percaya diri, seksi, berbakat, optimis, terkendali, dan bangga feminim,” ungkap Jon Pareles dan Joe Coscarelli dalam tulisannya di laman The New York Times berjudul What Ariana Grande Represents to Her Fans (2017).
Konsernya di Manchester Arena diakhiri dengan ‘hujanan’ balon merah muda. Banyak di antara penggemarnya merasa senang menyaksikan konser Ariana dan dapat kejutan balon pula. Nyatanya, kebahagiaan itu tak bertahan lama.
Bom bunuh diri pun meledak kala Arianator mulai mencoba keluar dari Manchester Arena. Akibatnya bom bunuh diri itu memakan korban jiwa. Puluhan orang meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka. Bahkan, ada seorang gadis yang masih berusia delapan tahun sebagai korban tewas.
Ariana pun mengucapkan belasungkawanya. Ia pun tak lupa menjenguk penggemarnya yang selamat di rumah sakit. Arianator lain mencoba memberikan semangat di media sosial supaya Ariana dan korban lainnya terus kuat. Belakangan bom bunuh diri diketahui atas ulah gerakan terorisme ISIS.
“Kepala Polisi Manchester, Ian Hopkins mengatakan bahwa seorang pria telah meledakkan alat peledak rakitan dan tewas dalam ledakan tersebut. Dia mengatakan polisi yakin pria tersebut bertindak sendirian.”
“Namun, mereka berusaha memastikan apakah dia merupakan bagian dari jaringan yang lebih luas. Pejabat lain mengatakan polisi sedang menyelidiki laporan bahwa perangkat tersebut menggunakan mur dan baut sebagai pecahan peluru,” terang Rory Smith dan Sewell Chan dalam tulisannya di laman The New York Times berjudul Ariana Grande Manchester Concert Ends in Explosion, Panic and Death (2017).