Bagikan:

JAKARTA - Para  penggemar yang tiba di konser Taylor Swift di London mengatakan solidaritas di antara sesama Swifties membantu menghilangkan kekhawatiran keamanan yang mereka alami setelah konsernya di Wina dibatalkan pekan lalu.

Penyanyi-penulis lagu Amerika ini kembali ke London sebelum tur Eras-nya yang memecahkan rekor kembali ke Amerika Utara.

Tiga pertunjukannya di Wina dibatalkan setelah rencana teror serangan digagalkan oleh pihak berwenang, menyebabkan sekitar 195.000 penggemar dirundung kesedihan, kemarahan dan ketidakpercayaan.

Beberapa dari mereka bergegas membeli tiket untuk show di London, yang tersedia dengan harga sekitar 690 poundsterling (886 dollar AS) di situs penjualan.

Iggy Wilde, 28, mengatakan dia tidak pernah mempertimbangkan untuk menjual tiketnya setelah masalah keamanan di Wina.

“Saya rasa ada kekhawatiran. Jelas mengkhawatirkan,” katanya dilansir Reuters, Kamis, 15 Agustus.

"Hal utama yang saya rasakan adalah Swifties telah bersatu dan ada rasa solidaritas yang nyata di antara kami yang menurut saya membuat saya tidak takut,” katanya.

Para penggemar yang tiba di Wembley, mengenakan payet dan topi koboi, lengannya ditutupi gelang persahabatan yang siap ditukar dengan Swifties lainnya.

Staf keamanan memeriksa tiket mereka sebelum mereka mulai mengantre untuk memasuki stadion.

Meskipun polisi Inggris mengatakan tidak ada indikasi peristiwa di Wina akan berdampak pada pertunjukan di Wembley, keamanan yang ketat terlihat di stadion.

Tay-gating, massa berkumpul di luar pertunjukan Swift tanpa tiket, seperti yang dilakukan ribuan orang di Munich bulan lalu, tidak akan diizinkan.

Pihak berwenang berusaha mengurangi risiko yang lebih sulit dikendalikan di luar tempat tersebut.

Penggemar akan masuk dengan pemeriksaan detektor logam dan hanya diperbolehkan membawa satu tas kecil. Wadah kaca dan logam, laptop dan payung semuanya dilarang.

Swift belum berkomentar secara terbuka mengenai insiden di Wina, namun dia mengatakan ketakutan terbesarnya adalah risiko bagi penggemarnya menyusul pemboman Manchester Arena di Inggris utara setelah konser Ariana Grande, dan penembakan konser di Las Vegas pada tahun 2017.