Polda Kalsel Mulai Penyidikan TPPU Investasi BBM Istri Polisi
BANJARMASIN - Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Kalimantan Selatan (Kalsel) memulai penyidikan tindak pidana pencucian uang (TPPU) terhadap tersangka FN (27) sang bandar investasi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar yang merupakan istri polisi atau Bhayangkari.
"Hasil gelar perkara kasus TPPU terhadap FN bisa ditingkatkan ke penyidikan," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kalsel Kombes Erick Frendriz di Banjarmasin dikuti ANTARA, Selasa, 21 Mei.
Selanjutnya penyidik menjadwalkan pemeriksaan semua saksi terkait termasuk menelusuri aset-aset milik FN ataupun dikuasai pihak lain hasil dari kejahatan tersangka.
"Harusnya ada aset yang kembali disita nantinya dalam perkara TPPU, terutama harta tidak bergerak," jelasnya didampingi Kasubdit 1 Ditreskrimum Polda Kalsel AKBP Rizali.
Terkait status FN dalam perkara TPPU dipastikan Erick belum tersangka dan terus berproses guna melengkapi dua alat bukti untuk selanjutnya penetapan tersangka.
Dia menyebut semuanya masih bisa berkembang termasuk adanya tambahan tersangka di luar FN jika memang cukup bukti menjeratnya.
Erick menyatakan tujuan jeratan TPPU agar siapa pun yang terlibat dan turut menikmati hasil kejahatan dari tersangka dapat dipidana sesuai Undang-Undang RI Nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
Baca juga:
- Pasukan Israel Merangsek ke Jabalia, Serangan Udara Tewaskan 5 Orang di Rafah
- Tumpak: Periode KPK Sekarang Ini Sangat Tidak Mengenakkan!
- Ingin Parpol Tanpa Kursi DPRD Bisa Usung Kepala Daerah, Partai Buruh dan Gelora Gugat UU Pilkada ke MK
- Presiden Jokowi Tegaskan Segera Relokasi Warga di Zona Merah Lahar Dingin
Sedangkan untuk perkara awalnya tindak pidana penipuan dan penggelapan investasi BBM bodong, perkaranya saat ini dinyatakan P19 oleh jaksa yang berarti berkas perkara dikembalikan kepada penyidik untuk dilengkapi.
Diketahui kasus investasi BBM oleh anggota Bhayangkari ini dilakukannya sejak tahun 2019 hingga 2023 mengakibatkan total kerugian korban mencapai Rp39 miliar lebih.
Tercatat ada 64 korban telah melapor sejak dibukanya posko pengaduan kasus investasi BBM di Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Kalsel.