Angkatan Luar Angkasa AS Akan Mengadakan Studi Mengenai Pengisian Bahan Bakar Satelit di Orbit

JAKARTA – Angkatan Luar Angkasa AS (USSF) mulai meragukan manfaat dari pengisian bahan bakar satelit di orbit. Meski ragu, mereka tetap tertarik dengan ide tersebut untuk memperpanjang umur dan mobilitas satelit.

Oleh karena itu, mengutip dari Spacenews, USSF akan menganalisis manfaat pengisian bahan bakar dari industri komersial secara mendalam. Analisis ini harus diselesaikan sebelum investasi ke pengisian bahan bakar dilakukan agar dananya bisa dialokasikan dengan baik.

Kolonel Rich Kniseley, Kepala Kantor Ruang Angkasa Komersial Komando Sistem Luar Angkasa, mengatakan bahwa USSF menjadi ragu setelah mendengar pernyataan Kepala Operasi Luar Angkasa Jenderal Chance Saltzman di sidang kongres pada April lalu.

Saat itu, Saltzman mengatakan kepada Komite Alokasi DPR bahwa rencana USSF untuk beralih ke satelit yang lebih murah membuat ide pengisian bahan bakar di orbit menjadi kurang meyakinkan. USSF pun ikut mempertimbangkan pernyataan Saltzman.

Kniseley mengatakan bahwa pihak militer antariksa AS berusaha mengadopsi pengisian bahan bakar di orbit untuk satelit geostasioner paling mahal. Namun, USSF masih perlu mempertimbangkan apakah permintaan akan cukup banyak untuk mempertahankan pasar.

"(pengisian bahan bakar satelit) memungkinkan kami menggunakan sistem kami lebih lama, melakukan lebih banyak lintasan," kata Kniseley. "Dan juga memungkinkan kami menunda pengiriman unit pengganti dan merelokasi anggaran tersebut."

Kniseley berharap bahwa USSF bisa memanfaatkan layanan pengisian bahan bakar pada akhirnya. Namun, untuk saat ini, "kami masih menjalankan model dan simulasi, dan kami menggunakan anggaran terbatas yang kami miliki saat ini untuk melakukan analisis.”