Hadapi Persaingan dengan China, Jepang dan ASEAN Berencana Susun Strategi Bersama Produksi Kendaraan

JAKARTA - Negara Jepang dan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) berencana untuk menciptakan strategi bersama dalam meningkatkan produksi dan penjualan mobil di blok Asia Tenggara.

Dilaporkan Nikkei Asia, Senin, 20 Mei, keduanya bermitra demi melawan gempuran mobil listrik China yang memiliki harga terjangkau dan canggih.

Ini bertujuan untuk menyusun strategi bersama secara sementara hingga tahun 2035 mendatang. Para menteri ekonomi Jepang dan sejumlah negara ASEAN akan bertemu pada awal September mendatang untuk membahas hal tersebut.

Strategi bersama ini diharapkan mencakup kerja sama dalam pelatihan personil, dekarbonisasi dalam produksi, pengadaan sumber daya mineral, dan investasi di bidang generasi mendatang seperti biofuel.

Jepang akan manfaatkan 140 miliar yen yang diperoleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri dalam anggaran bantuan ke beberapa negara di wilayah selatan untuk pelatihan personil.

Beberapa waktu lalu, Honda berjanji akan melipatgandakan investasi elektrifikasi dan perangkat lunaknya menjadi 65 miliar dolar AS hingga tahun fiskal 2030 demi menghadapi persaingan ketat dengan sejumlah produsen dari China, termasuk BYD.

Berbagai upaya dilakukan oleh pabrikan dari Jepang demi menggeser produsen dari negeri tirai bambu dalam segmen mobil listrik, salah satunya Nissan bermitra dengan Honda pada pertengahan Maret lalu. Kerja sama ini juga bertujuan demi mempercepat upaya menuju netralitas karbon serta menihilkan angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas dengan memperkuat teknologi serta perangkat lunak.