Pertemuan dengan China Bocor, Militer Myanmar Tahan Dua Pejabat Kementerian Luar Negeri
JAKARTA - Dua pejabat Kementerian Luar Negeri Myanmar yang berkantor di Naypyitaw, ditahan lantaran dugaan kebocoran informasi pertemuan penting.
Pertemuan dimaksud adalah pertemuan yang melibatkan pejabat rezim militer Myanmar dengan perwakilan Pemerintah China. Tak lama setelah pertemuan dihelat, dokumen terkait beredar akhir pekan lalu dan menuai kecaman dari para pengunjuk rasa.
Rezim militer Myanmar bergerak cepat. Dua pejabat Kementerian Luar Negeri Myanmar dijemput dan ditahan pada Selasa kemarin.
Seorang saksi mata mengatakan, asisten direktur menteri, U Chan Aye, diambil dari gedung oleh enam petugas berpakaian preman pada Selasa pagi.
"Ketika dia masuk ke mobil, mereka memasang tudung di kepalanya," kata seorang saksi mata, melansir The Irrawaddy.
"Asisten direktur lainnya, U Soe Thu Ra, juga dilaporkan ditahan pada malam harinya. Dia diduga merekam notulen itu selama pertemuan dengan perwakilan China," sambung sumber tersebut.
Keluarga kedua pria itu mengatakan mereka diperlakukan dengan baik dan masih diinterogasi.
Dokumen yang bocor disebut sensitif, lantaran mengungkap sejumlah hal terkait kepentingan China, yang dibahas dalam pertemuan darurat antara delegasi China dengan staf urusan dalam negeri serta Kementerian Luar Negeri Myanmar pada akhir Februari lalu.
Baca juga:
- Perjanjian Konsultasi Terungkap, Rezim Militer Myanmar Bayar Intel Israel 2 Juta Dolar AS
- Keji, Rezim Militer Myanmar Perintahkan Polisi dengan Senjata Mesin Habisi Pengunjuk Rasa Anti Kudeta
- Rezim Militer Myanmar Tuduh Profesor Ekonomi Australia yang Ditahan Miliki Informasi Rahasia
- Sempat Dikepung Militer Myanmar Semalaman, Ratusan Pengunjuk Rasa Bisa Keluar dari Yangon
Delegasi China dilaporkan meminta rezim militer untuk meningkatkan keamanan untuk proyek pipa minyak dan gas alam milik China di Myanmar, di tengah meningkatnya sentimen anti-China, seiring dengan aksi unjuk rasa anti kudeta militer. Selain itu, China meminta rezim militer menekan media untuk membantu mengurangi skeptisisme terhadap China, menurut dokumen tersebut.
Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.