Kelompok HAM Sebut Israel Delapan Kali Menyerang Lokasi Pekerja Kemanusiaan Meski Sudah Koordinasi
JAKARTA - Kelompok Human Rights Watch (HRW) mengatakan pasukan Israel sedikitnya delapan kali menyerang lokasi pekerja kemanusiaan, meski lembaga-lembaga kemanusiaan telah berkoordinasi dan memberikan koordinat mereka "untuk memastikan perlindung".
Setidaknya 15 orang, termasuk dua anak-anak, tewas dalam delapan serangan tersebut, kata HRW dalam sebuah laporan pada Hari Selasa, melansir CNN 14 Mei.
HRW mengatakan, pihak berwenang Israel tidak mengeluarkan peringatan terlebih dahulu kepada organisasi bantuan mana pun sebelum serangan terjadi.
"Pemerintah negara yang terus memberikan senjata kepada Pemerintah Israel berisiko terlibat dalam kejahatan perang," kata HRW.
Delapan serangan tersebut "mengungkapkan kelemahan mendasar pada apa yang disebut sistem dekonfliksi, yang dimaksudkan untuk melindungi pekerja bantuan," menurut laporan tersebut.
Salah satu serangan yang dilaporkan, terjadi pada 18 Januari, kemungkinan besar dilakukan dengan amunisi buatan Amerika Serikat yang mencakup komponen buatan Inggris, kata LSM Medical Aid for Palestinians yang berbasis di Inggris, dengan mengutip para inspektur PBB. Bom tersebut dijatuhkan oleh pesawat F-16.
Staf dari 11 organisasi kemanusiaan dan badan-badan PBB di Gaza mengatakan kepada HRW, serangan Israel terhadap pekerja bantuan "memaksa mereka untuk mengambil berbagai tindakan" termasuk menangguhkan atau "sangat membatasi" operasi, mengurangi karyawan di wilayah tersebut. PBB melaporkan bahwa 254 pekerja bantuan telah terbunuh di Gaza sejak Oktober.
Baca juga:
- Polisi Inggris Tangkap Dua Pelaku Kejahatan Spesialis Jam Tangan Mewah di Kawasan Elite London
- PM Qatar Sebut Serangan Israel Terhadap Rafah Membuat Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Alami Kemunduran
- Sekjen Guterres Kutuk Penembakan Kendaraan PBB di Gaza, Israel Bilang Itu Daerah Pertempuran
- 150 Ribu Wanita Hamil di Gaza Hadapi Sanitasi Buruk dan Bahaya Kesehatan
"Pihak berwenang Israel dengan sengaja menghalangi pengiriman air, makanan, dan bahan bakar, dengan sengaja menghalangi bantuan kemanusiaan, tampaknya menghancurkan wilayah pertanian, dan merampas benda-benda yang sangat diperlukan oleh penduduk sipil untuk kelangsungan hidup mereka," katanya.