Turki Perkuat Perbatasan Daratnya yang Membentang Sekitar 3.000 Km dengan Kendaraan Tak Berawak
JAKARTA - Turki memutuskan untuk memperkuat perbatasan daratnya yang membentang sekitar 3.000 kilometer, mengingat posisinya yang terletak di antara Asia dan Eropa, menjadi tujuan populer bagi imigran gelap, hingga antisipasi ancaman teroris.
Dengan semboyan "Perbatasan Adalah Suatu Kehormatan", Turki memutuskan untuk memanfaatkan teknologi untuk melindungi perbatasannya. selain kendaraan udara tak berawak (UAV), Turki juga mulai menggunakan kendaraan darat tak berawak (UGV) untuk mencegah penyeberangan ilegal ke negara tersebut, menurut laporan surat kabar Turki Sabah.
UGV bergabung dengan pasukan keamanan Turki yang terus bertambah untuk keamanan perbatasan, mulai dari menara pengawasan elektro-optik hingga kamera termal dan sistem peringatan suara, serta sistem untuk mendeteksi terowongan bawah tanah penyeberangan ilegal.
Perbatasan memiliki serangkaian tindakan konvensional, mulai dari parit hingga pagar, yang saat ini dikelilingi oleh tindakan berteknologi tinggi, terutama radar dan sensor. Pusat Operasi Komando Angkatan Darat, yang berbasis di ibu kota, Ankara, juga memiliki akses ke sistem tersebut.
Penasihat Pers dan Humas Kementerian Pertahanan Nasional Brigjen Zeki Aktürk, mengatakan dalam sebuah konferensi pers pekan lalu, sekitar 364 orang, termasuk sembilan teroris, ditangkap dalam seminggu terakhir ketika mereka mencoba menyeberang ke Turki sementara 2.264 lainnya dicegah melintasi perbatasan.
"Pasukan keamanan menangkap 3.133 orang yang mencoba menyeberang ke Turki sejak 1 Januari secara ilegal dan 50.860 orang lainnya dicegah menyeberangi perbatasan pada periode yang sama," katanya, mengutip Daily Sabah 6 Mei.
Dua UGV buatan dalam negeri Turki, Barkan dan Kapgan, sedang diintegrasikan dengan radar pengawasan darat Acar yang diproduksi oleh Aselsan dan radar pengawasan perimeter Retinar PTR-X yang diproduksi oleh Meteksan untuk mendeteksi penyeberangan ilegal secara instan.
Kapgan, diproduksi oleh Havelsan, menawarkan kemampuan manuver yang unggul berkat struktur rodanya, memungkinkan pengoperasian di segala kondisi cuaca dan medan serta tingkat visibilitas yang berbeda. Selain itu, platform kendaraan dilengkapi dengan antarmuka untuk membawa beban tambahan bila diperlukan, menjadikannya solusi ideal untuk operasi taktis.
Berkat Havelsan Autonomy Package, Kapgan dirancang untuk tahan terhadap peperangan elektronik (EW) dengan kemampuan patroli otonomnya, pelaksanaan misi yang tidak bergantung pada GPS, perencanaan rute dinamis, fungsionalitas pulang ke rumah jika terjadi kehilangan tautan, dan analisis jalur yang dapat dilalui. Paket ini menjadikan Kapgan solusi yang andal dalam berbagai skenario operasional.
Dengan tautan data taktis sepanjang 5 kilometer, infrastruktur komunikasi GSM dan satelit, tiang pengawasan perimeter 4 meter (13 kaki) dan sistem sensor berteknologi tinggi, Kapgan menyediakan kemampuan penglihatan dan penginderaan siang dan malam untuk lingkungannya.
Selain itu, kendaraan ini terintegrasi dengan drone berkabel atau nirkabel yang bertindak sebagai relay jika jangkauannya tidak mencukupi, memastikan komunikasi tidak terputus melalui modem terintegrasi drone dan area pemantauan tidak terlihat.
Fitur ini meningkatkan kemampuan pengawasan, pengintaian, dan operasional kendaraan. Kapgan dikembangkan dengan pelaksanaan misi kesatuan digital hybrid/swarm, memberikan solusi efektif melawan ancaman asimetris, pelacakan target otomatis, operasi area perumahan, pengintaian, pengawasan, patroli, dan transfer taktis.
Baca juga:
- Siap Amankan Olimpiade Paris 2024, Komandan Pasukan Khusus Prancis GIGN: Risiko Diminimalisir
- Kim Jong-un Berduka, Kepala Propaganda Korea Utara yang Melayani Tiga Generasi Pemimpin Wafat di Usia 94 Tahun
- Ukraina Tangkap Agen Rusia yang Diduga Berencana Bunuh Presiden Zelensky Sebagai Hadiah Pelantikan Vladimir Putin
- Diplomat UE: Serangan ke Rafah hanya akan Menambah Jumlah Warga Sipil yang Tewas, Apa pun Kata Israel
Diketahui, mereka yang berhasil menyusup ke Turki seringkali menuju ke perbatasan darat barat negara tersebut untuk menyeberang ke Eropa atau pantai Aegean di negara tersebut. Di perbatasan timur, Turki memperkuat tembok beton dengan lebih banyak balok beton pracetak dan pasukan.