Uni Eropa Jatuhkan Sanksi Usai Serangan ke Israel, Menlu Amirabdollahian: Iran hanya Membela Diri

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian menyesalkan sanksi yang diumumkan oleh Uni Eropa terhadap Iran, usai serangan terhadap Israel yang dinilai sebagai tindakan membela diri.

Menteri Luar Negeri Uni Eropa sepakat memperluas sanksi terhadap Iran menyetujui perluasan pembatasan terhadap ekspor senjata Teheran, baik drone atau rudal apa pun ke proksi Iran dan Rusia.

"Sangat disesalkan melihat UE dengan cepat memutuskan untuk menerapkan pembatasan yang lebih melanggar hukum terhadap Iran, hanya karena Iran menggunakan haknya untuk membela diri dalam menghadapi agresi sembrono Israel," tulis Menlu Amirabdollahian di media sosial X, sebelum menyerukan kepada Uni Eropa untuk menerapkan sanksi terhadap Israel sebagai gantinya, melansir Reuters 23 April.

Diketahui, Iran meluncurkan serangan drone dan rudal ke Israel pada tanggal 13 April malam hari, sebagai respons atas serangan Israel ke Kompleks Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah yang menewaskan tujuh perwira Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), termasuk dua jenderal senior.

Israel dengan Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis mengklaim berhasil menangkis dan menjatuhkan sekitar 99 persen dari sekitar 350 proyektil yang diluncurkan Iran, dikutip dari TASS.

Sebelum kesepakatan memperluas sanksi pada Hari Senin di Luksemburg, UE telah menargetkan sanksi terhadap drone buatan Iran yang digunakan untuk mendukung perang Rusia di Ukraina.

Skema ini juga memasukkan orang-orang dan entitas yang terlibat dalam program UAV Iran ke dalam daftar hitam melalui larangan perjalanan dan pembekuan aset.

Namun setelah serangan Teheran pada tanggal 13 April, UE mulai menerapkan sanksi yang lebih luas untuk mencakup produksi rudal dan memperluas katalog komponen terkait drone yang dilarang. Ini akan berlaku dalam beberapa hari mendatang, setelah konsensus politik diterjemahkan ke dalam tindakan hukum dan disetujui secara resmi.

"Kami telah mencapai kesepakatan politik," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Josep Borrell pada akhir pertemuan, seraya mencatat "potensi transfer" teknologi rudal ke Rusia belum terjadi, mengutip Euronews.

Iran diperkirakan memiliki persenjataan rudal terbesar dan paling beragam di Timur Tengah, dengan lebih dari 3.000 roket dalam persediaannya dan jangkauan hingga 2.000 kilometer.