Carter Penerbangan Khusus, Korea Selatan Pulangkan Warganya dari Myanmar Hari Ini
JAKARTA - Pemerintah Korea Selatan akan mencarter penerbangan khusus pada Hari Sabtu 6 Februari, untuk membawa pulang warga Korea dari Myanmar. Hal ini diungkapkan dalam pernyataan Kementerian Luar Negeri Korea Selatan.
Ini akan menjadi penerbangan carter pertama yang menghubungkan kedua negara, seiring dengan meningkatnya bentrokan antara pengunjuk rasa anti kudeta dengan rezim militer Myanmar.
Kendati demikian, Kementerian Luar Negeri Korea Selatan belum menyebutkan rincian maskapai, waktu dan detil lainnya, terkait pemulangan warga negaranya dari Myanmar.
"Kedutaan Besar Korea di Myanmar telah memberi tahu kami tentang rencana untuk mengoperasikan penerbangan carter yang berangkat dari Yangon, 6 Maret, menuju Incheon," kata Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, melansir Koreatimes.
"Kedutaan bekerja sama dengan komunitas Korea untuk mengetahui perkiraan jumlah warga negara kami yang ingin kembali, sementara juga berkonsultasi dengan badan-badan Myanmar terkait masalah ini," sambung pernyataan tersebut.
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan memastikan, pemerintah Negeri Gingseng akan melakukan yang terbaik untuk melindungi, sekaligus membawa kembali warga negaranya dengan selamat.
Sebelumnya, diketahui maskapai penerbangan Korean Air telah mengoperasikan penerbangan darurat antara kedua negara tiga kali seminggu, untuk tujuan bantuan COVID-19.
Baca juga:
- Tolak Rezim Militer, Belasan Diplomat Myanmar di Luar Negeri Dukung Aksi Unjuk Rasa Warga Myanmar
- Setujui Vaksin Johnson & Johnson, Kanada Pakai Empat Jenis Vaksin COVID-19
- Masuk Jajaran Wanita Tercantik di Dunia, Artis Ini Ikut Unjuk Rasa Tolak Kudeta Militer Myanmar
- China Gelontorkan Dana 208,47 Miliar Dolar AS untuk Anggaran Pertahanan
Namun, maskapai penerbangan tersebut menangguhkan sementara penerbangan mulai 9 Februari, seiring dengan meningkatkan suhu dalam negeri Myanmar setelah kudeta militer Myanmar.
Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.