Ini Fakta Sejarah Hubungan Iran dan Israel Sebelum Memanas

YOGYAKARTA - Sejarah hubungan Iran dan Israel boleh dibilang cukup membagongkan, kenapa? Soalnya dulu Iran menganggap kalau Israel adalah kawan dan bahkan sampai bekerjasama.

Namun saat ini hubungan antar kedua negara itu nampak makin menengas setelah kedua negara itu melakukan serangan berbalas dalam beberapa waktu terakhir ini. Israel yang menggempur Iran pada Jumat (19/4) malam pun mengincar fasilitas militer Iran yang berada di kota Isfahan.

Diketahui, beberapa rudal berjenis balistik kepunyaan Israel berhasil dilumpuhkan oleh sistem pertahanan udara Iran yang berada di sejumlah wilayah.

Serangan balik tersebut dikarenakan atas penyerangan berbalas yang sebelumnya digempur Iran karena salah satu Konsultan di Damaskus, Suriah hancur karena ulah Israel.

Serangan berbalas tersebut makin memantik api ketegangan yang terjalin di kawasan Timur Tengah.

Kemudian, bagaimana sesungguhnya ikatan Iran serta Israel berlangsung?

Sejarah Hubungan Iran dan Israel

Ikatan antara Iran serta Israel sebelumnya tidak bermasalah. Apalagi Iran mengakui kedaulatan Israel pada 1950 serta menganggap selaku salah satu kawan.

Selaku negeri penuh anggota Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) Iran turut merancang resolusi 2 negara untuk daerah Palestina usai lepas dari cengkeraman Inggris.

Teheran yang saat itu dipimpin Mohammad Reza Syah Pahlavi menentang draf resolusi tersebut karena takut bakal terjadi kenaikan eskalasi di Timur Tengah.

"Iran, bersama India serta Yugoslavia, mengajukan rencana alternatif, solusi federatif yakni mempertahankan Palestina selaku satu negara dengan satu parlemen namun dipecah jadi wilayah Arab serta Yahudi," ucap sejarawan Universitas Oxford Eirik Kvindesland kepada Al Jazeera.

Kvindesland menilai kalau Teheran bertujuan buat menjalakan ikatan yang positif dengan negeri Barat yang pro-Zionis.

Ikatan antara Iran dengan negara-negara Barat pula nampak dari upaya Amerika Serikat dalam menolong Syah buat memperoleh kursi kekuasaannya usai alami kudeta pada 1953.

Setelah itu keduanya menguatkan ikatan dengan melaksanakan kerja sama militer buat meningkatkan sistem rudal mutahir di bawah kode nama Project Flower, yang dilansir dari New Arab.

Tidak cuma bidang pertahanan, Iran serta Israel pula setuju buat bekerja sama di bidang ekonomi. Perihal ini nampak dari sebuah perusahaan kerja sama yang bernama Trans-Asiatic Oil.

Perihal demikian mereka jalani guna mendorong ekonomi Israel yang terkena embargo minyak dari negara-negara Arab anti-Israel.

Rusaknya Hubungan Iran-Israel

Berakhirnya ikatan kerja sama kedua negeri nampak semenjak Ayatollah Khomeini muncul selaku pemimpin revolusi yang menggulingkan pemerintahan Syah.

Khomeini membawa revolusi tersebut ke suatu perubahan untuk Iran selaku negeri berbasis syariat Islam Syiah.

Iran juga langsung memutus seluruh ikatan dengan Israel serta beberapa negara-negara Barat pro-Israel. Sampai Kedutaan Besar Israel di Teheran ikut diubah jadi kedutaan Palestina.

Menurut penjelasan wakil presiden eksekutif Quincy Institute for Responsible Statecraft, Trita Parsi berkata kalau Khomeini berupaya buat memisahkan kepentingan Palestina dari tujuan politik negara-negara Arab yang pro-Barat.

"Untuk menanggulangi perpecahan Arab-Persia serta perpecahan Sunni-Syiah, Iran mengambil posisi yang jauh lebih agresif dalam masalah Palestina buat menunjukkan kredibilitas kepemimpinannya di dunia Islam serta menempatkan rezim Arab yang bersekutu dengan Amerika Serikat dalam posisi defensif," ucap Parsi.

Sikap anti-Israel serta anti-AS jadi salah satu perihal yang mendasari keinginan Iran buat betul-betul memutus ikatan dengan Israel.

Saat ini, ikatan antara kedua negara tambah memanas usai sebuah serangan berbalas antar kedua negara. Terlebih, Iran yang memiliki beberapa proksi kelompok militer di negeri lain terang-terangan menolak sikap Israel yang melaksanakan genosida terhadap masyarakat Palestina.

Tetapi, Iran yang memperoleh keuntungan kerja sama pertahanan dari negara-negara Barat serta Israel terus dikembangkan. Oleh sebab itu, Teheran memiliki beberapa sistem militer canggih yang sanggup menyaingi kekuatan Israel.

Upaya perkembangan Iran tersebut pernah ditolak serta dikecam oleh komunitas internasional sampai negeri Barat. Mereka mengecam sebab melihat kemampuan Iran selaku negara yang wajib jadi pantauan dunia.

Ini sebab Iran memiliki beberapa sarana militer serta situs pengembangan nuklir yang sewaktu-waktu dapat digunakan selaku perlengkapan perang.

Sukses tangkal serangan udara dari Iran, begini ternyata “Cara Teknologi Pertahanan Rudal Israel Bekerja”.

Jadi setelah mengetahui sejarah hubungan Iran dan Israel, simak berita menarik lainnya di VOI.ID, saatnya merevolusi pemberitaan!