Mari Kenali Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diderita Babe Cabiita
JAKARTA – Dunia hiburan Indonesia kembali berduka setelah kabar meninggalnya Babe Cabiita di Rumah Sakit Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Komika dengan nama asli Priya Prayoga Pratama ini diketahui mengidap penyakit langka, anemia aplastik.
Babe Cabiita pertama kali mengunggah foto dirinya sedang dirawat di rumah sakit pada 5 Juni 2023. Saat itu, ia menceritakan tentang penyakit yang dideritanya.
“Sudah 14 hari aku di sini (dirawat di rumah sakit). Awal mulanya DBD, terus rupanya aku dicurigai punya penyakit lain karena trombosit aku turun terus, darah aku turun terus, darah putih turun, semua turun,” cerita Babe Cabiita dalam video yang diunggah di akun Instagram @babecabiita.
“Akhirnya diambilah BMP (bone marrow puncture), pengambilan sumsum tulang belakang. Ternyata penyakit aku cukup langka dan unik, nama penyakitnya anemia aplastik,” imbuhnya.
Sekadar informasi, BMP adalah prosedur pengambilan sampel sumsum tulang untuk memeriksa tanda penyakit tertentu. Melalui prosedur ini, dokter dapat mendiagnosis gangguan dan kanker darah serta kondisi lain yang mempengaruhi sumsum tulang.
Termasuk Penyakit Langka
Anemia aplastik masih terdengar awam di telinga khalayak. Anemia aplastik memang masih sangat jarang ditemukan. Insidensi bervariasi di seluruh dunia, berkisar antara dua sampai enam kasus persejuta penduduk per tahun.
Mengutip AI Care, anemia aplastik adalah suatu kondisi di mana tubuh berhenti memproduksi sel darah merah baru yang cukup. Terjadi gangguan pada sel punca di dalam sumsum tulang yang memengaruhi produksi sel darah.
Sumsum tulang adalah jaringan lunak pada pusat tulang yang berperan dalam menghasilkan sel darah dan keping darah (trombosit).
Gangguan darah ini tergolong langka dan bersifat serius, serta bisa muncul pada usia berapapun. Anemia aplastik bisa membuat Anda lebih rentan mengalami infeksi dan perdarahan yang tidak terkontrol. Penyakit ini dapat muncul mendadak, atau bisa berkembang secara perlahan dan memburuk seiring perjalanan waktu.
Spesialis penyakit dalam dr. Ronald Alexander Hukom, SpPB-KHOM, mengatakan anemia aplastik ialah kelainan sumsum tulang belakang yang tidak mampu lagi membuat sel-sel darah.
"Biasanya semua sel darah dari sel darah merah, sel darah putih, trombosit dalam jumlah yang cukup," kata Ronald.
Dokter Ronald juga mengungkapkan beberapa faktor risiko yang bisa menjadi pemicu seseorang mengidap anemia aplastik. Misalnya karena paparan zat kimia hingga obat-obatan yang merusak sumsum tulang belakang.
"Atau bisa juga faktor risikonya usia. Ya suatu saat, mungkin badan mengalami penurunan fungsi, termasuk sumsum tulang belakang," sambungnya.
Anemia aplastik tidak sama dengan anemia yang terjadi pada umumnya, yaitu anemia hemolitik. Anemia hemolitik adalah kondisi kurang darah yang disebabkan oleh kurangnya zat besi.
Penderita anemia aplastik dan anemia hemolitik memiliki gejala hampir serupa, yaitu mudah lemas dan lesu. Namun, penderita anemia apalastik lebih sensitif terhadap imunitas dan infeksi. Dengan begitu, penderitanya mudah terkena luka, pendarahan, mimisan, gusi berdarah, dan memar tanpa alasan yang jelas.
Mirip Leukemia
Meski bukan termasuk penyakit genetik, tapi anemia aplastik bisa diwariskan. Anemia aplastik yang bersifat genetik biasanya menyerang kalangan muda yang diturunkan dari keluarganya. Meskipun sangat jarang terjadi, anemia aplastik yang berasal dari genetik memiliki peluang untuk berkembang menjadi penyakit leukimia.
Ronald Alexander Hukom menjelaskan, anemia aplastik memang memiliki gejala yang mirip dengan leukemia, karena keduanya memiliki gejala yang mirip. Namun pemeriksaan sumsum tulang belakang akhirnya berhasil mengidentifikasi penyakit tersebut.
Baca juga:
Karena itulah, Ronald mengatakan pemeriksaan sumsum tulang belakang memang harus dilakukan karena perbedaan antara keduanya akan ditemukan dari pemeriksaan ini.
"Bedanya kalau leukemia bisa ditemukan sel leukemia dalam jumlah banyak di sumsum tulang belakang. Entar kalau anemia aplastik nggak ketemu sel leukemianya. Tapi pas dicek memang kemampuan membuat sel darah sudah sangat menurun," ujarnya.