PBB Hentikan Sementara Pergerakan Bantuan Kemanusiaan pada Malam Hari di Gaza
JAKARTA - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menghentikan sementara pergerakan bantuan kemanusiaan pada malam hari di Jalur Gaza, Palestina, selama setidaknya 48 jam, untuk mengevaluasi masalah keamanan, menyusul peristiwa serangan Israel yang menewaskan pekerja kemanusiaan dari World Central Kitchen (WCK), kata juru bicara PBB Stephane Dujarric pada Hari Rabu.
Dia mengatakan penangguhan itu dimulai pada Selasa. Program Pangan Dunia (WFP) melanjutkan operasinya sepanjang hari, termasuk upaya harian untuk mengirim konvoi ke utara Gaza "di mana banyak orang sekarat," kata Dujarric.
"Ketika kelaparan mulai terjadi, kami membutuhkan staf dan pasokan kemanusiaan untuk dapat bergerak dengan bebas dan aman melintasi Jalur Gaza," katanya kepada wartawan, melansir Reuters 4 April.
Diberitakan sebelumnya, serangan udara Israel menewaskan tujuh pekerja bantuan dari sebuah tim yang mengantarkan makanan kepada warga sipil di Gaza, menurut WCK dan pihak berwenang di daerah kantong tersebut.
WCK pada Hari Selasa membagikan identitas para korban tewas peristiwa Hari Senin, yakni John Chapman (57), James (Jim) Henderson (33), James Kirby (47), Jacob Flickinger (33), Damian Sobol, Lalzawmi (Zomi) Frankcom dan Saifeddin Issam, seperti melansir CNN.
Mereka bepergian dengan dua mobil lapis baja berlogo WCK dan kendaraan lain, kata WCK dalam sebuah pernyataan.
Meskipun konvoi itu sudah terkoordinasi dengan Israel Defense Forces (IDF), konvoi tersebut diserang ketika meninggalkan gudang Deir al-Balah, setelah menurunkan lebih dari 100 ton bantuan makanan kemanusiaan yang dibawa ke Gaza melalui laut, kata WCK.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, Israel secara keliru membunuh tujuh orang yang bekerja untuk WCK dalam serangan udara di Gaza pada Hari Senin, yang memicu kecaman dan seruan untuk penjelasan dari Amerika Serikat dan sekutu lainnya.
Di sisi lain, PBB telah lama mengeluhkan hambatan dalam mendapatkan bantuan dan mendistribusikannya ke seluruh Gaza.
Tewasnya tujuh pekerja kemanusiaan dalam serangan udara Israel terhadap konvoi bantuan di Jalur Gaza Hari Senin, memperpanjang daftar jumlah pekerja bantuan yang tewas selama konflik terbaru di wilayah kantong Palestina itu.
Pejabat tinggi PBB untuk koordinasi bantuan kemanusiaan di Gaza mengatakan, pembunuhan tujuh staf dari kelompok amal yang membantu meringankan kondisi kelaparan di Jalur Gaza "bukanlah insiden yang terisolasi."
"Setidaknya 196 pekerja kemanusiaan telah terbunuh” di Gaza dari Oktober 2023 hingga 20 Maret, kata Jamie McGoldrick dalam sebuah pernyataan, dilansir dari The Times of Israel 3 April.
Baca juga:
- Menlu Ukraina Apresiasi Bantuan Pertahanan Udara dari Sekutu, Tetapi Itu Belum Memadai di Medan Perang
- Rusia Nilai NATO Kembali ke Pola Pikir Perang Dingin saat Aliansi Pertahanan Itu Genap 75 Tahun Pekan Ini
- Sekjen NATO Peringatkan Aliansi Rusia dengan Negara Asia Memiliki Konsekuensi Keamanan
- Badan Bantuan Sebut Butuh Waktu Dua Dekade untuk Membangun Kembali RS Al Shifa di Gaza Usai Serangan Israel
"Ini hampir tiga kali lipat jumlah korban tewas yang tercatat dalam konflik mana pun dalam setahun," lanjutnya.
McGoldrick menambahkan, wilayah kantong Palestina "telah menjadi salah satu tempat paling berbahaya dan sulit untuk bekerja di dunia. Tidak ada lagi tempat aman yang tersisa di Gaza."
PBB sendiri telah berulang kali menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera dalam perang enam bulan antara Israel dan Hamas. Israel melakukan pembalasan terhadap Hamas di Gaza atas serangan mematikan pada 7 Oktober yang dilakukan militan Palestina terhadap Israel.