Jepang Berencana Kembangkan Bandara dan Pelabuhan untuk Digunakan Militer Jika Terjadi Situasi Darurat
JAKARTA - Jepang berencana untuk mengembangkan lima bandara dan 11 pelabuhan, menetapkannya untuk digunakan oleh pasukan pertahanan dan penjaga pantai negara tersebut jika terjadi keadaan darurat militer, kata sumber pemerintah pada Hari Rabu, menyoroti kekhawatiran atas agresivitas maritim China dan potensi konflik atas Taiwan.
Hampir setengah dari 16 fasilitas komersial, termasuk Bandara Naha dan Nagasaki, terletak di Prefektur Okinawa atau pulau utama Kyushu di barat daya, yang tampaknya mencerminkan upaya Jepang untuk meningkatkan pertahanan di sekitar pulau-pulau barat daya yang jauh, seperti dilansir dari Kyodo News 28 Maret.
Rencana tersebut diharapkan segera disetujui dalam rapat menteri terkait, sehingga membuka jalan bagi proyek tersebut untuk dimulai pada tahun anggaran berikutnya mulai April. Alokasi sebesar 35 miliar yen (230 juta dolar AS) diperkirakan untuk tahun pertama.
Landasan pacu dan apron yang lebih panjang diharapkan akan dibangun di bandara-bandara yang ditunjuk untuk digunakan oleh jet tempur dan pesawat angkut. Sementara, pelabuhan memerlukan dermaga yang dapat menampung kapal perusak dan kapal besar lainnya.
Pemerintah Jepang menetapkan dalam Strategi Keamanan Nasionalnya yang disahkan pada tahun 2022 tentang perlunya meningkatkan fungsi infrastruktur publik, seperti bandara dan pelabuhan, sehingga Pasukan Bela Diri (SDF) dan Penjaga Pantai Jepang dapat memberikan respons yang lebih baik terhadap perlindungan warga negara dan pengerahannay saat terjadi keadaan darurat.
Meskipun peningkatan fasilitas dapat memberikan manfaat bagi penduduk setempat dengan memungkinkan penggunaannya untuk logistik komersial, pariwisata dan tanggap bencana, masih ada kekhawatiran lokasi tersebut dapat menjadi sasaran serangan bersenjata jika terjadi keadaan darurat.
SDF dan penjaga pantai juga akan menggunakan lokasi tersebut untuk melakukan latihan.
Di sisi lain, pemerintah daerah yang mengelola fasilitas yang ditunjuk akan menandatangani dokumen dengan pemerintah pusat mengenai penggunaannya oleh SDF dan penjaga pantai dalam operasi rutin dan keadaan darurat.
Baca juga:
- Spanyol Terjunkan 26 Ton Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza, Nilai Jalur Darat Penting untuk Cegah Kelaparan
- Bilang Junta hanya Memegang Kekuasaan Sementara, Jenderal Senior Myanmar Serukan Persatuan Militer dan Rakyat
- PM Netanyahu Sempat Bilang Tekanan Internasional Tak Berpengaruh, Israel Minta Jadwal Ulang Pertemuan dengan AS
- Kepala Bantuan PBB Griffiths Umumkan Rencana Pengunduran Diri: Berpengalaman di UNICEF hingga Konflik Gaza
Adapun lima bandara yang ditunjuk berlokasi di empat prefektur, Fukuoka, Nagasaki, Miyazaki serta Okinawa, yang menampung sebagian besar fasilitas militer Amerika Serikat di Jepang.
Sedangkan dari 11 pelabuhan yang direncanakan, lima berada di pulau utama utara Hokkaido, rumah bagi banyak unit SDF, empat berada di Prefektur Kagawa dan Kochi di pulau utama barat Shikoku serta masing-masing satu di Prefektur Fukuoka dan Okinawa.
Dalam beberapa tahun terakhir, Jepang telah memperkuat kemampuan pertahanan pulau-pulau terpencil di barat daya di tengah ketegangan mengenai Kepulauan Senkaku, sekelompok pulau tak berpenghuni yang dikuasai Tokyo di Laut China Timur yang diklaim dan disebut Diaoyu oleh Beijing.