India Nilai Klaim China atas Negara Bagian Arunachal Pradesh Tidak Masuk Akal
JAKARTA - Kementerian Luar Negeri India mengatakan pada Hari Selasa, Tiongkok membuat "klaim yang tidak masuk akal" atas Arunachal Pradesh, menambahkan negara bagian di timur laut yang berbatasan dengan Tiongkok akan selalu menjadi "bagian integral dan tidak dapat dipisahkan dari India".
Beijing mengklaim Arunachal Pradesh sebagai bagian dari Tibet selatan. New Delhi menolak klaim tersebut, dengan mengatakan Arunachal Pradesh selalu menjadi bagian dari India.
"Mengulangi argumen tak berdasar dalam hal ini tidak memberikan validitas pada klaim tersebut," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri India Randhir Jaiswal, dikutip dari Reuters 20 Maret.
Dia menanggapi komentar minggu lalu yang dibuat oleh Kolonel Senior Zhang Xiaogang, juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Tiongkok, beberapa hari setelah Perdana Menteri India Narendra Modi meresmikan terowongan jalan di Arunachal Pradesh pada 9 Maret.
Zhang ketika itu mengatakan dalam sebuah pernyataan, India harus "berhenti mengambil tindakan apa pun yang memperumit masalah perbatasan dan dengan sungguh-sungguh menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah perbatasan", menambahkan peresmian terowongan tersebut "bertentangan dengan upaya yang dilakukan oleh kedua belah pihak untuk meringankan situasi perbatasan".
Diketahui, kedua negara tetangga yang mempunyai senjata nuklir ini berbagi wilayah perbatasan sepanjang 3.000 km (1.860 mil), yang sebagian besar wilayahnya tidak memiliki batas yang jelas.
Setidaknya 20 tentara India dan empat tentara Tiongkok tewas pada tahun 2020 Akibat bentrokan di sepanjang perbatasan mereka di Himalaya barat.
Baca juga:
- Militer Israel Lanjutkan Operasi di RS Al Shifa Gaza, Siap pun yang Bergerak Jadi Sasaran Sniper
- Rekonstruksi Hampir Selesai, Masjid Jami Al Nuri di Irak yang Dihancurkan ISIS akan Dibuka Akhir Tahun
- Menlu AS: 100 Persen Penduduk Gaza Alami Kerawanan Pangan Akut
- Panglima Militer Ukraina Sebut Drone Kunci untuk Mengungguli Rusia yang Unggul Jumlah Pasukan
Militer kedua negara telah memperkuat posisi dan mengerahkan pasukan serta peralatan tambahan di sepanjang perbatasan sejak bentrokan tersebut. Jauh sebelumnya, kedua belah pihak terlibat perang perbatasan pada tahun 1962.