5 Sebab Anak Jadi Hiperaktif, Stres Salah Satunya
JAKARTA - Anak kecil fitrahnya senang bermain dan bergerak. Ada anak yang bisa duduk tenang mewarnai selama berjam-jam. Tapi, ada juga yang tidak bisa duduk diam selama dua menit. Anak-anak ini cenderung gelisah, melompat, berlarian, bahkan ada yang memanjat.
Orang dewasa yang melihat akan cepat berasumsi bahwa anak energik menderita gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD). Tapi, ini bukan satu-satunya alasan mengapa anak bisa jadi hiperaktif. Dilansir dari Very Well Family, Jumat, 15 Maret, berikut penyebab anak jadi hiperaktif.
Stres
Baik itu kekacauan permanen atau perubahan jadwal jangka pendek, anak-anak sering kali menjadi hiperaktif ketika mereka mengalami peristiwa kehidupan yang penuh tekanan. Bahkan perubahan positif, seperti memiliki saudara baru atau pindah ke lingkungan baru pun dapat menimbulkan banyak stres bagi seorang anak.
Selain itu, anak-anak juga bisa terkena stres dari orang tuanya. Jika Anda stres, maka besar kemungkinan anak juga akan mengalami hal serupa. Pastikan anak memiliki rutinitas yang konsisten dan dapat diprediksi. Jika dalam keluarga mengalami peristiwa kehidupan penuh tekanan, berikan anak kepastian dan dukungan ekstra.
Masalah emosional dan mental
Masalah emosional seringkali terlihat seperti gangguan perilaku pada anak. Seorang anak dengan gangguan kecemasan akan kesulitan untuk duduk diam. Atau anak dengan gangguan trauma karena kejadian menakutkan bisa sebabkan sulit berkonsentrasi. Jika Anda curiga hiperaktif anak disebabkan oleh masalah emosional, carilah bantuan profesional. Perawatan cepat dan tepat dapat mengurangi berbagai gejala, termasuk hiperaktif.
Kondisi medis
Ada beberapa masalah kesehatan fisik yang menyebabkan hiperaktif. Hipertiroid misalnya, dapat sebabkan berbagai gejala, termasuk kecemasan dan hiperaktif. Ada juga masalah genetik lain yang dapat menyebabkan peningkatan aktivitas.
Bicarakan dengan dokter anak tentang gejala yang Anda lihat anak alami. Menyimpan daftar kekhawatiran Anda secara mendetail dapat membantu dokter mengidentifikasi potensi masalah kesehatan yang mungkin menjadi akar masalahnya.
Baca juga:
- Pamer Ucapan Selamat dari Asmirandah, Netizen Duga Jessica Mila Sudah Lahirkan Putri Pertamanya
- Cara Citra Kirana dan Rezky Aditya Ajarkan Makna Puasa pada Keene Atharrzka Aditya
- Gaya Berbuka Puasa Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto, Menu Hidangannya Khas Nusantara
- Review Film 24 Jam Bersama Gaspar: Dunia Distopia yang Penuh Misteri
Kurang olahraga
Fitrah anak adalah aktif dan energik. Tanpa olahraga yang cukup, mereka akan kesulitan untuk duduk diam. Sayangnya, beberapa anak hiperaktif dihukum dengan kehilangan hak istirahat di sekolah. Tidak mempunyai kesempatan berlarian dan bermain memperburuk hiperaktif.
Dorong anak sering berolahraga setiap hari. Bermain di taman bermain, bersepeda, dan berlari memberi kesempatan pada anak menyalurkan energinya ke dalam aktivitas produktif.
Kurang tidur
Meski orang dewasa cenderung menjadi lamban saat lelah, sebaliknya anak-anak sering kali menjadi hiperaktif. Baik karena melewatkan tidur siang atau terlambat tidur, anak yang mengantuk akan lebih bersemangat dari sebelumnya.
Saat anak kurang istirahat, tubuhnya akan merespons dengan memproduksi lebih banyak kortisol dan adrenalin agar dia tetap terjaga. Hasilnya, anak punya lebih banyak energi. Pastikan anak cukup tidur. Jika Anda kesulitan memastikannya mendapat istirahat cukup, bicarakan dengan dokter anak tentang strategi yang dapat membantu.
Itulah lima sebab anak jadi hiperaktif, selain terkena gangguan ADHD. Sebagai informasi, anak usia prasekolah memang sangat aktif. Jangan harap Anda akan menemukan si kecil bisa duduk diam berjam-jam untuk memerhatikan sesuatu. Karena menjadi aktif merupakan bagian dari perkembangannya.