Dilarang Polisi, Bryan Domani Curhat Belum Pernah Rasakan Tradisi Perang Sarung saat Ramadan
JAKARTA - Artis Bryan Domani diketahui hidup secara berpindah-pindah sejak ia kecil karena mengikuti sang ayah yang bekerja sebagai executive chef di hotel. Hal ini yang membuat Bryan akhirnya belum pernah merasakan tradisi anak-anak kecil di Indonesia dikala Ramadan.
Pria kelahiran tahun 24 tahun lalu ini mengatakan kalau ia belum pernah merasakan yang namanya perang sarung. Perang sarung menjadi pembicaraan warganet karena polisi melarang dilakukan untuk menghindari dampak negatifnya.
Tidak hanya itu, ia juga belum terbiasa dengan membangunkan orang sahur yang biasanya dilakukan dengan keliling komplek bersama teman-teman.
"Aku jujur aja, aku kan nggak (tumbuh) besar di sini. Jadi, alhamdulillah sudah besar di sini tapi sempat SD lain-lain itu pindah-pindah, jadi perang sarung aku nggak terlalu merasakan, bangunin orang sahur aku nggak terlalu merasakan," kata Bryan Domani di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis, 14 Maret.
Bryan yang pernah sempat tinggal di Arab Saudi atau Dubai ini mengatakan kalau suasana Ramadan di sana sangat berbeda. Ia lebih merasakan suasana kekeluargaan meski mayoritas agama di negara tersebut bukanlah Islam.
Baca juga:
"Beda, kalau disana ya lebih ke kekeluargaan. Di mana di sana bukan mayority orang Islam. Jadi memang beda suasananya, jadi lebih ke keluarga," tambah Bryan.
Karena perbedaan ini yang akhirnya membuat Bryan mengatakan sedikit rindu dengan suasana kekeluargaan, contohnya ketika ia dimasakan makanan oleh sang nenek ketika sudah mendekati jam buka puasa.
"Jadi yang awalnya aku pikir aku orang Padang tuh kayak 'aduh susah puasa ya' , tapi setelah dilakukan tuh terkadang kangen suasananya. Kumpul bareng keluarganya, masakan ibu atau nenek saya, kayak gini gini nih, jam 5-an sudah mau buka, tiba-tiba ini perutnya semakin lapar," pungkasnya.