Keterangan Polisi, Entong Predator Anak di Cakung Punya Pandangan Beda Jika Melihat Bocah Perempuan
JAKARTA - Kakek predator anak berinisial IK alias IC alias Entong (61) mengaku memiliki hasrat ketika melihat korbannya yang masih di bawah umur. Menurut keterangan kepolisian, aksi pencabulan itu dilakukan Entong sejak awal Desember 2023 sampai Maret 2024, dengan korban berbeda yang masih memiliki hubungan saudara.
"Pengakuan tersangka, dia tergoda. Dia melihat anak-anak dan bernafsu. Setelah melihat anak-anak itu dia ingin melampiaskannya," kata Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly kepada wartawan, Rabu, 6 Maret.
Pelaku mengiming-imingi korban dengan memberikan koin untuk main gim penjepit boneka miliknya yang juga disewakan untuk umum.
"Di rumah beliau ada permainan capit boneka, dia mengajak anak-anak, cucunya bermain capit. Dia akan memberikan uang koin 1000 rupiah," ujarnya.
Mesin penjepit itu menjadi alat pencari nafkah oleh tersangka selama hidupnya, selain dari usaha warung.
"Dia mencari nafkah dari mesin capit boneka. Dia stay (menetap) di rumah. Kalau mau main bayar Rp 1.000," ungkap Kapolres.
Baca juga:
- Warga Ciputat Sebut Heriyadi Si Terduga Dukun Santet Adalah Anak Tentara yang Punya Istri Muda
- Terduga Dukun Santet Pemilik 2 Senjata Api dan Granat Nanas Sudah Jadi Tersangka di Polsek Ciputat Timur
- Satu Keluarga WN Palestina Mengemis di Menteng Jakpus
- Dua Warga Tewas Keracunan Gas Saat Evakuasi Bangkai Kucing di Dalam Sumur
Aksi Entong diketahui para tetangganya. Warga di sekitar rumah Entong di Ujung Menteng, Cakung, merasa emosi. Apalagi, diketahui bila Entong adalah sosok kakek yang sering ke masjid untuk ibadah. Bahkan, dia juga kerap menjadi imam di masjid.
"Betul, pemuka (agama) iya. Dia rajin ibadah, taklim rajin. Kalau solat jadi imam (di masjid)," ucap Ketua RT setempat, Eliani kepada wartawan, Senin, 4 Maret.
Aksi perbuatan bejat pelaku terhadap 7 orang korban sudah dilakukan sejak beberapa bulan kemarin.
"Kita laporan awal bulan Desember. Kita masih memandang keluarga (pelaku). Kita redam dulu," ujarnya.
Namun bukannya bertobat, perbuatan pelaku justru kembali menjadi. Pelaku diduga kembali mengulangi perbuatannya dengan korban berbeda.