Konser Taylor Swift Diborong Singapura, Sandiaga Uno Minta Maaf ke Penggemar

JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno meminta maaf kepada para penggemar Taylor Swift di Indonesia. Pasalnya, penyanyi asal Amerika Serikat itu hanya tampil di Singapura dan tidak di negara Asia Tenggara lain, termasuk Indonesia.

Namun begitu, keberhasilan Singapura dalam menggelar konser Taylor Swift selama enam pertunjukan The Eras Tour di tahun 2024 disebutnya sebagai sebuah pembelajaran.

“Event musik internasional seperti konser Taylor Swift memang memiliki dampak yang besar pada perekonomian suatu negara. Tapi mohon maaf Swifties, Taylor Swift belum mampir dulu nih ke Indonesia. Diborong habis sama Singapura,” tulis Sandiaga Uno dalam unggahan Instagram, dilihat Senin, 26 Februari.

“Namun, ini menjadi pelajaran bagi kami!” imbuhnya.

Sandi menjelaskan bahwa pemerintah telah mempersiapkan dana besar agar Indonesia mampu menggelar event. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan jumlah wisatawan di Tanah Air.

“Tahun ini pemerintah akan menggelontorkan 2 Triliun Rupiah melalui dana khusus pariwisata atau Indonesia Tourism Fund (ITF). Dana ini akan digunakan untuk menggerakan event-event lokal hingga internasional, dengan harapan dapat meningkatkan jumlah wisatawan sehingga mampu membawa dampak penciptaan lapangan kerja yang lebih luas lagi,” katanya.

Sebelumnya, Sandi mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Indonesia butuh menghadirkan konser Taylor Swift ke Tanah Air, seperti apa yang dilakukan Singapura dan Australia tahun ini.

“Pertama, kita membutuhkan apa yang bisa dilakukan oleh pemerintah Singapura dan Australia, yaitu mendatangkan Taylor Swift,” kata Sandiaga Uno.

“Kita membutuhkan Swiftonomics dalam pariwisata Indonesia,” imbuhnya.

Dia yakin dengan dana yang dimiliki, Indonesia mampu menghadirkan event besar, tidak hanya event musik, tapi juga kebudayaan.

“Saya percaya dengan dana pariwisata Indonesia, semoga dana pariwisata mampu menawar event-event yang baik di tahun yang akan datang,” ucap Sandi.

“Tidak hanya musik, tapi juga event olahraga. Kita perlu mengadakan event kebudayaan yang baik di Indonesia untuk menarik wisatawan berkualitas ke Indonesia, tinggal lebih lama, dan berdampak pada pengeluaran dolar yang lebih besar terhadap perekonomian lokal,” lanjutnya.

“Oleh karena itu, saya sangat optimis dengan transformasi kita menuju green tourism yang fokus pada kualitas dan keberlanjutan akan mampu menjadi lebih baik dalam beberapa tahun ke depan.”