Tarik Minat Generasi Muda, Militer Jepang Longgarkan Aturan Soal Rambut

JAKARTA - Kementerian Pertahanan Jepang akan mengizinkan anggota baru Pasukan Bela Diri Jepang untuk memiliki rambut yang lebih panjang mulai Bulan April tahun ini, dengan tujuan untuk membuat angkatan bersenjata lebih menarik bagi kaum muda.

Aturan kementerian yang berlaku saat ini mengharuskan, pasukan baru di unit pelatihan harus memiliki potongan rambut cepak untuk pria, sementara untuk wanita berambut pendek. Namun, ini akan mengalami penyesuaian.

Pejabat berwenang mengatakan, aturan rambut ini akan dilonggarkan, mengizinkan mereka memiliki rambut yang lebih panjang, mencerminkan pelonggaran aturan serupa di sekolah menengah umum dalam beberapa tahun terakhir.

Mulai tahun anggaran ini, kementerian akan mengizinkan pria untuk memiliki rambut pendek di bagian belakang dan samping, sementara rambut bagian atas lebih panjang. Sedangkan wanita diperbolehkan rambut panjang selama tidak mengganggu pemakaian helm atau topi dan diikat ketika mereka berseragam, sehingga tidak jatuh ke bahu.

Pelonggaran aturan potongan rambut ini dilaporkan bulan lalu dalam pertemuan panel ahli yang ditugaskan untuk meningkatkan jumlah rekrutmen, setelah panel tersebut meminta kementerian pada Bulan Juli lalu untuk "mengubah atau menghapus peraturan disiplin yang tidak memiliki rasionalitas."

"Ketika negara kita menghadapi kekurangan tenaga kerja yang serius, kita menyadari bahwa persaingan dengan pihak lain, termasuk sektor swasta, untuk mendapatkan tenaga kerja yang berbakat semakin meningkat," ungkap Menteri Pertahanan Minoru Kihara dalam pertemuan panel ahli bulan lalu, melansir Kyodo News 17 Februari.

Menhan Kihara menambahkan, sebagai kepala pertahanan Negeri Matahari Terbit, meningkatkan lingkungan kerja bagi setiap perwira SDF dan mendapatkan personel yang unggul menjadi misinya.

Langkah ini diambil ketika Jepang menghadapi lingkungan keamanan regional yang memburuk yang disebabkan oleh pembangunan militer Tiongkok yang cepat, serta program rudal dan nuklir Korea Utara yang semakin meluas.

Dalam langkah terkait, Kementerian Pertahanan juga telah mempertimbangkan untuk mengizinkan orang-orang yang memiliki tato untuk bergabung dengan SDF, meninjau pedoman saat ini yang melarang mereka untuk mendaftar sebagai taruna SDF.