Bagikan:

JAKARTA - Batik merupakan Warisan Budaya Tak Benda dari Indonesia oleh UNESCO yang harus terus dilestarikan. Dalam melestarikan batik tentunya tidak lepas dari peran pengrajin yang membuat batik dan masyarakat yang mengenakannya, terutama generasi muda.

Pandangan generasi muda dahulu dengan saat ini mengenai batik sudah jauh berbeda. Hal ini diungkapkan oleh Founder and CEO of Oemah Etnik (OE), Rizki Triana, brand fashion lokal yang fokus mengembangkan kain batik.

“Kesulitannya dari awal mengedukasi anak-anak muda. Jadi dulu belum seperti sekarang ya, bisa pakai sneakers pakai batik gitu,” kata Rizki Triana pada acara Rayakan Hari Batik Nasional 2024 Tokopedia dan ShopTokopedia di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, pada Rabu (2/10/2024).

Pada awal membangun brand OE di tahun 2011, Rizki Triana mengatakan tantangan yang dihadapi adalah harus memberikan edukasi pada generasi muda saat itu bahwa batik bisa digunakan secara casual. Ia harus merancang kain batik dengan indah untuk bisa menarik minat anak muda.

“Mengedukasi dari awal bahwa batik itu bisa dipakai sehari-hari dan casual. Akhirnya kita tahu rulesnya, jadi untuk membuat anak muda tertarik itu dari visual. Jadi kalau kita bikin campaign, kita usahakan seindah mungkin, sehingga mereka tertarik untuk pakai dan ketika pakai cari tahu maknanya apa,” jelasnya.

Namun, beberapa tahun terakhir, Rizki mengatakan bahwa generasi muda sudah banyak yang mengetahui tentang batik dan mengenakannya di kehidupan sehari-hari. Bagi pengrajin batik saat ini tantangan yang dihadapi bukan tentang edukasi, tetapi menciptakan produk yang langka agar tetap diminati anak muda.

“Tapi sekarang itu mereka (anak muda) sudah pada melek. Jadi tantangannya sekarang kita harus bikin kegiatan atau marketing tentang produk yang belum ada di pasaran untuk mencuri hati generasi muda, yang sudah melek informasi tentang batik,” katanya.

Desain batik yang unik tetapi juga bisa digunakan sepanjang waktu atau timeless menjadi pilihan utama generasi muda saat ini. Dengan desain demikian, maka batik tersebut tidak akan ketinggalan tren meski sudah berlalu beberapa tahun sejak pembuatannya.

“Desain kita sangat-sangat timeless. Ada yang beli beberapa tahun lalu, dipakai sampai sekarang masih nggak ketinggalan tren,” pungkas Rizki Triana.