Menlu Yordania Sebut Israel Bertanggung Jawab Atas Pengusiran Massal Warga Palestina

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan pada Konferensi Keamanan Munich pada Hari Minggu, Israel bertanggung jawab atas pengusiran jutaan orang di Gaza, sementara jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel di Gaza mendekati 29.000 jiwa.

Menlu Safadi mengatakan, negaranya "seharusnya tidak bertanggung jawab membersihkan kekacauan Israel" dengan mengizinkan orang memasuki perbatasannya.

"Apa yang kita lihat di Gaza adalah perang yang menghancurkan, pembunuhan massal, kehancuran penghidupan 2 juta orang, mendorong orang ke jurang kehancuran, menghancurkan rumah sakit, membunuh jurnalis, petugas medis, pekerja kemanusiaan. Kita harus menyusun segala sesuatunya dalam konteks yang benar,” kata Safadi, ketika ditanya apakah Yordania akan menerima pengungsi Palestina, melansir CNN 19 Februari.

Menlu Safadi menegaskan, warga Palestina, termasuk mereka yang berada di Tepi Barat yang diduduki oleh Israel, memiliki hak-hak yang tercantum dalam hukum internasional dan kemanusiaan.

Diketahui, Israel mengatakan pihaknya berencana untuk memperluas operasi militer ke Rafah, kota paling selatan Gaza di perbatasan dengan Mesir. Kota itu dipadati sekitar 1,5 juta warga Palestina yang sudah mengungsi akibat konflik Hamas-Israel yang pecah 7 Oktober lalu.

Pada hari Sabtu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel harus memasuki Rafah untuk menghancurkan Hamas sepenuhnya,mengklaim ada "banyak ruang" di utara kota tersebut agar orang-orang dapat mengungsi.

Sementara, kelompok Hamas, lembaga dan pejabat kemanusiaan internasional hingga warga Palestina mengatakan, tidak ada lagi tempat yang aman untuk warga mengungsi di wilayah Gaza.

Di sisi lain, pihak Israel Defense Forces (IDF) mengatakan, mereka mematuhi hukum internasional, tidak menargetkan warga sipil, menuding kelompok Hamas menggunakan manusia sebagai tameng manusia di Gaza.

Pada Hari Minggu Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan, jumlah korban tewas warga Palestina di wilayah kantong itu telah mencapai 28.985 jiwa, sementara 68.883 lainnya mengalami luka-luka, mengutip Xinhua.

Laporan tersebut menambahkan, beberapa korban masih berada di bawah reruntuhan di tengah pemboman besar-besaran dan kurangnya awak pertahanan sipil dan ambulans.