Mesir Tolak Pemindahan Warga Palestina ke Sinai, Ini Penjelasan Presiden Sisi
Warga Gaza Palestina di puing reruntuhan bangunan akibat serangan Israel. (Wikimedia Commons/Palestinian News & Information Agency (Wafa) in contract with APAimages)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi mengatakan pada Hari Rabu, jutaan warga Mesir akan menolak pemindahan paksa warga Palestina ke Sinai, mengatakan tindakan seperti itu bukan solusi dan akan menjadikan semenanjung itu basis serangan terhadap Israel.

Jalur Gaza secara efektif berada di bawah kendali Israel dan warga Palestina bisa dipindahkan ke Gurun Negev Israel "sampai para militan ditangani", kata Presiden Sisi dalam konferensi pers bersama dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz di Kairo.

Perbatasan antara Semenanjung Sinai Mesir dan Jalur Gaza merupakan satu-satunya lokasi penyeberangan dari wilayah Palestina yang tidak dikuasai Israel.

Pemboman dan pengepungan Israel terhadap Gaza yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menghancurkan militan Hamas, telah menimbulkan kekhawatiran bahwa 2,3 juta penduduknya akan terpaksa pindah ke selatan menuju Sinai.

"Apa yang terjadi saat ini di Gaza adalah upaya untuk memaksa warga sipil mengungsi dan bermigrasi ke Mesir, yang seharusnya tidak bisa diterima," ujar Presiden Sisi, dilansir dari Reuters 19 Oktober.

"Mesir menolak segala upaya untuk menyelesaikan masalah Palestina dengan cara militer atau melalui pengusiran paksa warga Palestina dari tanah mereka, yang akan merugikan negara-negara di kawasan," terangnya.

Sementara itu, mengacu pada posisi Mesir, pejabat Hamas Osama Hamdan menyerukan "untuk mendukung hal tersebut ini dan mendukungnya di tingkat rakyat dan pejabat Arab karena ini mewakili perlindungan nyata bagi rakyat Palestina," pada konferensi pers di Beirut.

Mesir mewaspadai ketidakamanan di dekat perbatasannya dengan Gaza di timur laut Sinai, tempat Mesir menghadapi pemberontakan kelompok radikal yang meningkat satu dekade lalu.

Setiap pemindahan warga Palestina ke Sinai berarti "kita memindahkan gagasan perlawanan, pertempuran, dari Jalur Gaza ke Sinai, dan Sinai akan menjadi basis untuk melancarkan operasi melawan Israel," ungkap Presiden Sisi.

Sebelumnya, Yordania, yang berbatasan dengan Tepi Barat yang diduduki Israel dan menampung sebagian besar warga Palestina yang melarikan diri atau diusir dari rumah mereka setelah pembentukan negara Israel, juga telah memperingatkan agar warga Palestina tidak dipaksa meninggalkan tanah mereka.

Mesir sendiri diketahui telah berusaha menyalurkan bantuan kemanusiaan melalui penyeberangan Rafah dengan Gaza. Namun, itu terhambat pemboman Israel di sisi Gaza, membuat penyeberangan tersebut tidak dapat dilakukan.

Diketahui, Presiden Sisi dan sejumlah pemimpin negara Arab telah menarik diri dari pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden pada Hari Rabu di Yordania, sebagai protes atas ledakan di rumah sakit Gaza yang menewaskan ratusan orang.

Israel membantah bertanggung jawab atas peristiwa tersebut, menuding kegagalan peluncuran roket kelompok militan Jihad Islam Palestina. Sebaliknya, pihak militan juga membantah bertanggung jawab atas ledakan tersebut.