Terkendala Perangkat Lunak, Pengiriman Volvo EX30 Alami Penundaan
JAKARTA - Meluncur bulan Juni tahun lalu, Volvo EX30 mendapatkan sambutan positif berkat performa dan teknologi canggihnya, serta hadir sebagai mobil listrik dengan harga terjangkau. Namun, pelanggan harus bersabar karena pihak pabrikan telah menunda pengiriman model ini.
Dilansir dari Automotive News, Selasa, 30 Januari, merek otomotif asal Swedia ini mengumumkan penundaan pengiriman SUV kecil kompak ini karena adanya masalah dengan perangkat lunak pada kendaraan tersebut.
Volvo menyatakan bahwa perusahaan telah berusaha keras untuk mengatasi masalah ini agar dapat mempercepat proses pengiriman EX30. Namun, perangkat lunak terbaru belum memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk dirilis.
"Beberapa pelanggan harus menunggu beberapa hari tambahan agar mobil mereka dapat dikirim, sementara kami menangani beberapa detail kecil. Namun, dengan penyelesaian masalah ini, kami tidak sabar untuk mempercepat pengiriman," ujar juru bicara perusahaan.
EX30, yang telah terdaftar dan siap untuk dikeluarkan dari dealer setelah perbaikan perangkat lunak, mengalami dampak penundaan pengiriman di pasar global.
Perusahaan juga menjelaskan bahwa pembaruan perangkat lunak ini tidak dapat dilakukan secara over-the-air dan harus melalui jaringan dealer. Pembaruan ini akan dimulai pada Selasa ini.
Baca juga:
EX30, sebagai model EV kedua dari Volvo, mengalami masalah serupa dengan model sebelumnya, EX90, terkait sistem perangkat lunak.
Meskipun memiliki dimensi yang kompak, Volvo EX30 menawarkan performa yang mengesankan dengan akselerasi dari 0 hingga 100 km/jam dalam waktu hanya 3,5 detik.
Volvo menyediakan opsi motor tunggal dengan baterai rentang standar LFP (Lithium Iron Phosphate), yang lebih hemat biaya dan lebih efisien dalam penggunaan sumber daya. Ini menjadi pilihan terbaik bagi mereka yang tidak memerlukan jangkauan maksimum.
Selain itu, terdapat varian Single Motor Extended Range dengan baterai jarak jauh berbasis NMC (Lithium-Nickel-Manganese-Cobalt), yang memiliki efisiensi energi lebih tinggi. Opsi ini memberikan jangkauan hingga 480 km sekali pengisian daya.