Bagikan:

JAKARTA - Kabar tak sedap datang dari kubu Toyota. Baru-baru ini, pabrikan otomotif asal Jepang tersebut mengungkapkan kejanggalan terkait sertifikasi mobil bermesin diesel.

Pemberitahuan tersebut disampaikan oleh Toyota Industries Corporation (TICO) kepada induk perusahaannya, Toyota Motor Corporation (Toyota). Sebelum menemukan masalah ini, TICO sedang dalam tugas pengembangan mesin diesel untuk kendaraan.

Sebelumnya sebuah komite investigasi khusus yang dipimpin oleh Hiroshi Inoue telah diberi mandat untuk menyelidiki potensi penyimpangan terhadap peraturan terkait sertifikasi emisi domestik yang ternyata tidak sesuai pada forklift dan kendaraan konstruksi.

Penyelidikan menemukan bahwa kejanggalan terjadi selama pengujian keluaran tenaga kuda untuk sertifikasi tiga model mesin diesel untuk mobil yang ditugaskan Toyota ke TICO. Selama pengujian sertifikasi, kinerja keluaran tenaga kuda mesin diukur menggunakan ECU dengan perangkat lunak yang berbeda dari yang digunakan untuk produksi massal sehingga mengakibatkan kebutuhan akan sertifikasi ulang.

Sepuluh kendaraan di seluruh dunia, termasuk enam di antaranya dari Jepang, dilaporkan menggunakan mesin bermasalah ini. Pabrikan menegaskan bahwa mesin dan kendaraan yang terdampak tetap memenuhi standar keluaran kinerja mesin.

“Kami menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada pelanggan setia kami yang telah memberikan dukungan selama ini, yang mungkin merasa terganggu dan cemas akan situasi ini,” tulis Toyota dalam laman resminya, Selasa, 30 Januari.

Oleh karena itu, Toyota memutuskan untuk menghentikan sementara pengiriman mesin yang terdampak dan menunda pengiriman kendaraan yang dilengkapi dengan mesin tersebut.

Dalam menangani permasalahan ini, pihak perusahaan berkomitmen memberikan penjelasan rinci kepada otoritas setempat dan akan segera mengambil tindakan yang diperlukan, termasuk melakukan pengujian di hadapan saksi jika diperlukan.

Ada tiga jenis mesin yang terdampak, mulai dari 1GD yang digunakan pada model Land Cruiser Prado, HiAce, Hino Dyna, Hilux, hingga Fortuner yang merupakan hasil produksi Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).

Selanjutnya, mesin dengan jenis 2GD juga terkena dampak, digunakan pada model Hilux dan Innova, dan F33A yang terdampak digunakan pada mobil Land Cruiser 300 dan Lexus LX500d.