Bagikan:

JAKARTA - Toyota menggegerkan industri otomotif global dengan mengakui adanya pelanggaran dalam proses sertifikasi mesin diesel. Adapun yang terjadi adalah kesalahan pelaksanaan standar operasional prosedur (SOP) di internal Toyota Industries Corporation (TICO) selaku supplier mesin diesel Toyota akibatnya sehingga beberapa produk harus ditangguhkan masa produksinya.

Sebelumnya, pabrikan tersebut memutuskan untuk menutup sementara dua jalur produksi di pabriknya di Jepang, yaitu pabrik Inabe milik Toyota Auto Body di Prefektur Mie, dan Gifu Auto Body di Prefektur Gifu. Namun, kini, aktivitas produksi dari kedua pabrik tersebut akan kembali normal.

Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata (MLIT) mencabut masa penangguhan pengiriman mesin diesel yang diproduksi oleh TICO, sehingga Toyota memutuskan untuk melanjutkan produksi di dua lini pabriknya mulai tanggal 4 Maret mendatang.

“Sehubungan dengan itu, produksi akan dilanjutkan di semua pabrik di Jepang, dan pengiriman ke tujuan domestik akan berlanjut,” tulis Toyota dalam pernyataan resminya, Kamis, 29 Februari.

Selain itu, produsen otomotif ini juga akan memberikan dukungan kepada TICO dan akan meninjau situasi untuk memastikan keselamatan dan kualitas menjadi prioritas utama pada produknya.

“Toyota akan terus memberikan dukungan kepada TICO untuk memulihkan kepercayaan dan merevitalisasi bisnis mesinnya,” demikian pernyataan perusahaan.

Kasus manipulasi mesin diesel ini melibatkan sepuluh kendaraan di seluruh dunia, termasuk enam di antaranya dari Jepang, yang dilaporkan menggunakan mesin yang bermasalah ini.

Terdapat tiga jenis mesin yang terkena dampak, mulai dari 1GD yang digunakan pada model Land Cruiser Prado, HiAce, Hino Dyna, Hilux, hingga Fortuner yang diproduksi oleh Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Selain itu, mesin dengan jenis 2GD dan F33A juga terdampak, yang digunakan pada model Hilux, Innova, Land Cruiser 300, dan Lexus LX500d.