UNRWA Sebut Operasionalnya di Gaza Terancam Berakhir di Februari Jika Pendanaan Tidak Dilanjutkan
JAKARTA - Badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan, mereka terancam tidak dapat melanjutkan operasinya di Gaza, Palestina seluruh wilayah tersebut setelah akhir Februari, jika pendanaan tidak dilanjutkan.
Sejumlah negara termasuk Amerika Serikat, Jerman dan Inggris telah menghentikan sementara pendanaan mereka untuk badan bantuan tersebut, menyusul tuduhan adanya 12 staf UNRWA terlibat dalam serangan kelompok militan Hamas terhadap Israel selatan 7 Oktober lalu.
"Jika pendanaan tidak dilanjutkan, UNRWA tidak akan dapat melanjutkan layanan dan operasinya di seluruh wilayah, termasuk di Gaza, setelah akhir Februari," ujar juru bicara badan tersebut, melansir The Times of Israel dari Reuters 29 Januari.
Diketahui, jumlah negara yang berencana menghentikan sementara pendanaan untuk UNRWA bertambah, dengan Jepang dan Austria menjadi negara terbaru, bergabung dengan Prancis, Amerika Serikat, Jerman, Kanada, Italia, Britania Raya, Belanda, Swiss, Australia dan Finlandia yang telah mengumumkan penghentian terlebih dahulu.
Mengutip BBC, UNRWA mengatakan mereka "sangat putus asa" dan "kebutuhan kemanusiaan di Gaza terus meningkat dari waktu ke waktu".
Direktur Komunikasi UNRWA Juliette Touma mengatakan dalam sebuah wawancara dengan BBC, tuduhan tersebut "sangat serius" dan Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini telah mengambil "tindakan luar biasa" dengan segera memecat staf tersebut.
"Kami sangat putus asa. Hal ini terjadi pada saat kebutuhan kemanusiaan di Gaza semakin meningkat," katanya, seraya menambahkan bahwa dia sendiri telah mengunjungi wilayah tersebut minggu lalu.
"Orang-orang terus mengungsi. Orang-orang kelaparan. Waktu terus berjalan cepat menuju kelaparan," tuturnya.
"Kami melakukan segala yang kami bisa untuk mencegah kelaparan. Namun kekurangan dana yang kita hadapi saat ini, ketika setidaknya 10 donor terbesar menghentikan sementara pendanaan, hal ini akan berdampak sangat buruk terhadap operasi kemanusiaan terbesar di Gaza saat ini," paparnya.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dia "ngeri" dengan tuduhan tersebut, namun telah mengimbau negara-negara donor untuk "menjamin kelangsungan operasi UNRWA".
Baca juga:
- Iran Eksekusi Empat Tahanan Politik yang Dituding Mata-mata Israel dan Berencana Ledakkan Pabrik Senjata
- Surati PM Netanyahu, Serikat Jurnalis Ancam Seret Pejabat Israel ke Pengadilan Jika Jurnalis di Gaza Jadi Sasaran Militer
- Cari Dukungan Barat, Presiden Zelensky Ingatkan Risiko Konflik Rusia-Ukraina Jadi Perang Dunia
- Iran Bantah Tudingan Berada di Balik Serangan Drone Terhadap Pasukan Amerika Serikat di Yordania
Sedangkan Presiden Otoritas Palestina (PA) meminta negara-negara yang menghentikan pendanaan untuk badan bantuan Perserikatan Bangsa Bangsa di Gaza untuk mempertimbangkan kembali keputusannya.
"Posisi seperti itu, jika dipertahankan, akan menghukum jutaan rakyat kami secara tidak proporsional tanpa alasan yang jelas," kata Presiden PA Mahmoud Abbas dalam sebuah pernyataan pada Hari Minggu, menurut WAFA, melansir CNN.
15 Besar Pendonor UNRWA Tahun 2022
- Amerika Serikat - 343,9 juta dolar AS
- Jerman - 202,1 juta dolar AS
- Uni Eropa - 114,2 juta dolar AS
- Swedia - 61 juta dolar AS
- Norwegia - 34,2 juta dolar AS
- Jepang - 30,2 juta dolar AS
- Prancis - 28,9 juta dolar AS
- Arab Saudi - 27 juta dolar AS
- Swiss - 25,5 juta dolar AS
- Turki - 25,2 juta dolar AS
- Kanada - 23,7 juta dolar AS
- Belanda - 21,2 juta dolar AS
- Inggris 21,2 juta dolar AS
- Italia - 18 juta dolar AS
- Denmark - 15,9 juta dolar AS