Afrika Selatan Prioritaskan Penggunaan Vaksin COVID-19 dari Tiga Produsen Ini
JAKARTA - Menteri Kesehatan Afrika Selatan Zweli Mkhize mengumumkan negaranya telah membagi vaksin COVID-19 dalam tiga pengelompokan berbadasarkan berbagai pertimbangan.
Pada kelompok pertama dengan pertimbangan untuk segera digunakan, Afrika Selatan memasukan vaksin COVID-19 lansiran Johnson & Johnson, Pfizer dan Moderna.
Dikatakan oleh Mkhize, Afrika Selatan telah memesan vaksin COVID-19 dalam jumlah besar dari Johnson & Johnson dan Pfizer, dimana kesepakatannya akan diselesaikan dalam beberapa hari kedepan. Serta, menjalin diskusi dengan Moderna.
Vaksin Pfizer sedang dalam penungguan pengiriman dan diharapkan tiba tidak terlalu lama. Sementara untuk vaksin Johnson & Johnson, minggu lalu Pemerintah Afrikas Selatan sudah memulai peluncuran penggunaannya untuk studi penelitian dengan menargetkan tenaga kesehatan.
"Gelombang berikutnya yang terdiri dari 80.000 dosis Johnson & Johnson untuk studi penelitian akan tiba pada Hari Sabtu (pekan ini)," terangnya melansir Reuters.
"Kementerian Kesehatan dan Keuangan telah menyetujui mekanisme yang akan memberi kompensasi kepada setiap warga negara yang mungkin menderita efek buruk dari vaksin J & J atau Pfizer," tambahnya.
Sementara itu, pada kelompok kedua Komite Penasihat Kementerian untuk Vaksin telah menempatkan vaksin Sputnik V Rusia dan alternatif Sinopharm serta Sinovac China. Afrika Selatan tertarik, namun otoritas setempat menyebut masih memerlukan informasi teknis lebih jauh.
Kesepakatan awal telah ditandatangani dengan produsen vaksin di kelompok ini, termasuk juga soal tawaran dosis vaksin hingga negosiasi harga.
Terakhir, ada vaksin lansiran AstraZeneca dan Novavax yang disebut mungkin tidak cocok digunakan segera di Afrika Selatan pada kelompok ketiga.
Penggunaan Vaksinasi AstraZeneca telah ditangguhkan, karena dari hasil ujicoba vaksin tersebut hanya memberikan perlindungan minimal terhadap penyakit ringan hingga sedang, yang disebabkan oleh varian virus corona lokal yang dominan.
Baca juga:
- Kudeta Myanmar: Bantah Kunjungan Menlu Retno Marsudi, Ini Penjelasan Lengkap Kementerian Luar Negeri
- Militer Myanmar Serbu Kantor Partai Aung San Suu Kyi, Polisi Cuek
- Ribuan Warga Hong Kong Jajal Kesempatan untuk Jadi Warga Inggris lewat Visa Khusus
- Rumah Sakit Tidak Berfungsi, Pemimpin Rezim Militer Myanmar Ancam Tenaga Medis
Terkait dengan stok Vaksin AstraZeneca milik Afrika Selatan, Mkhize mengatakan Afrika Selatan akan menjualnya, bukan mendonasikan, stok vaksin tersebut ke Uni Afrika.
Afrika Selatan telah mencatat hampir setengah dari kematian akibat COVID-19 dan lebih dari sepertiga dari infeksi yang dikonfirmasi di seluruh Afrika. Pemerintah Afrika Selatan berencana untuk memvaksinasi 40 juta orang, atau dua pertiga dari populasi.