Bagikan:

JAKARTA - Produsen vaksin COVID-19 Pfizer BioNTech mengumumkan pada Hari Kamis waktu setempat, vaksin mereka efektif hingga 91,3 persen dalam mencegah COVID-19, mengutip data uji coba.

Vaksin ini juga menunjukan tanda-tanda awal mencegah COVID-19 varian Afrika Selatan atau B.1.351, berdasarkan hasil pada relawan studi di Afrika Selatan.

Meskipun lebih rendah dari hasil kemanjuran 95 persen yang menakjubkan berdasar uji klinis vaksin Pfizer pada 44 ribu orang di Bulan November lalu. Namun, hasil ini menunjukkan vaksin COVID-19 menjadi alat yang ampuh melawan virus yang berkembang.

Virus sekarang memiliki bentuk yang lebih mudah menular dan yang telah terbukti menghindari perlindungan antibodi, dalam penelitian laboratorium dan uji klinis dunia nyata.

"Data ini memperkuat pandangan kami memiliki beberapa vaksin yang sangat manjur,” kata Danny Altmann, profesor imunologi di British Imperial College London, yang tidak terlibat dalam uji coba Pfizer, melansir Reuters.

Sementara itu, Chief Executive Officer Pfizer Albert Bourla mengatakan, hasil yang diperbarui mencakup data lebih dari 12.000 orang yang diinokulasi penuh selama setidaknya enam bulan, memposisikan pembuat vaksin untuk mendapatkan persetujuan penuh peraturan AS.

Perlu diketahui, vaksin saat ini disahkan secara darurat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA)

"Data uji coba memberikan hasil klinis pertama, vaksin dapat secara efektif melindungi dari varian COVID-19 yang beredar saat ini, faktor penting untuk mencapai kekebalan kawanan dan mengakhiri pandemi ini untuk populasi global," kata Ugur Sahin, kepala eksekutif di BioNTech dalam sebuah pernyataan.

Terkait varian Afrika Selatan, data yang dirilis pada hari Kamis menawarkan pandangan pertama tentang bagaimana vaksin dapat bekerja pada orang yang melawan varian Afrika Selatan. 

"Vaksin ini menunjukkan keampuhan 100 persen dalam mencegah penyakit di antara peserta uji coba di Afrika Selatan, kendati jumlah pesertanya (uji coba) relatif sedikit yakni 800 orang," sebut Pfizer melansir The Guardian.