Digitalisasi UMKM di Luar Pulau Jawa masih Rendah, Bos Smesco Ungkap Penyebabnya

JAKARTA - Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (LLP-KUKM) atau Smesco Indonesia mengakui bahwa digitalisasi UMKM di luar Pulau Jawa masih sangat rendah.

Direktur Smesco Indonesia Leonard Theosabrata mengatakan, nyatanya infrastruktur internet bukan satu-satunya masalah. Dia menilai, faktor persebaran demografi dan biaya logistik jadi tantangan bagi UMKM di luar Pulau Jawa untuk go digital.

Leonard bahkan mencontohkan bahwa UMKM di wilayah timur Indonesia kesulitan menjual produknya di kawasan sendiri secara digital lantaran masih minimnya permintaan.

"Karena orangnya enggak ada di Indonesia timur, jadi kepadatan penduduknya tidak akan membuat mereka bisa memiliki pangsa pasar (market)," ujar Leonard dalam konferensi pers di kantor Kemenkop UKM, Jakarta, dikutip Jumat, 26 Januari.

Pria yang kerap disapa Leo ini mengatakan, untuk mengejar pasar, produk UMKM di luar Pulau Jawa harus memasarkannya ke wilayah yang padat penduduk. Alih-alih wilayah tersebut dominan ada di Pulau Jawa.

Namun, Leo menyayangkan bahwa UMKM di luar Pulau Jawa ketika ingin mengirimkan produknya ke luar wilayah, biaya logistik yang tinggi kini menjadi tantangannya. Kondisi itu membuat produk UMKM di Indonesia timur jadi sulit bersaing di lokapasar (marketplace).

Terlebih lagi, sebagian kebutuhan produksi UMKM juga didatangkan dari Pulau Jawa. Hal itu pun menyebabkan biaya produksi produk jadi UMKM di luar Pulau Jawa menjadi lebih tinggi.

"Kalau (para UMKM) harus kirim barang dari sana itu mereka enggak kompetitif. Ini kenyataannya, ini fakta. Jadi, waktu saya pertama kali gabung ke Smesco bikin suatu zoom dengan semua kepala dinas (kadis) di seluruh Indonesia. Terus kadis dari Maluku bilang, 'pak programnya bagus tapi saya enggak ikutan, ya. Enggak mungkin, UMKM kami enggak akan bisa bersaing kok," ungkapnya.

Oleh karena itu, kata Leo, pihaknya terus berupaya melakukan promosi untuk produk-produk UMKM di Indonesia timur lewat Semsco hub Timur. Selain itu, memberikan wadah promosi digital secara kolektif diperlukan untuk membantu pemasaran produk UMKM di luar Pulau Jawa.

"Saya concern mengenai Indonesia Timur itu sudah sejak lama, makanya kekeuh mau bikin Smesco hub timur. Indonesia timur harus ikut serta dalam pembangunan Indonesia menuju 2045," imbuhnya.