Kemenkop UKM Mau Indonesia Jadi Duta Ekspor lewat Cara Ini
Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata (kiri). (Foto: Theresia Agatha/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) melalui Smesco Indonesia akan menggandeng pelajar nasional yang di luar negeri untuk menjadi duta ekspor.

Hal ini dilakukan sebagai salah satu strategi meningkatkan ekspor produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata mengatakan, pihaknya telah berdiskusi dengan persatuan himpunan pelajar Indonesia yang tersebar di luar negeri.

Dia menyebut, perwakilan pelajar Indonesia tersebut juga sebelumnya telah bertemu dengan Menkop UKM Teten Masduki.

"Untuk (meningkatkan) ekspor idenya kami menciptakan duta ekspor dengan pelajar-pelajar di luar negeri dan kerja sama dengan diaspora. Ini sudah beberapa kali (dilakukan). Saya sudah zoom meeting dengan perwakilan dari Jepang, Timur Tengah, juga yang di Eropa dan Amerika," ujar Leo dalam konferensi pers di kantor Kemenkop UKM, Jakarta, Kamis, 25 Januari.

Leo menyebut, duta ekspor itu nantinya ditugaskan untuk membuat mapping yang berisi seputar kondisi dan selera pasar di negara tersebut.

Kemudian, data-data tersebut dapat digunakan untuk pelaku UMKM.

Di sisi lain, para pelajar ini juga bisa membangun jaringan atau relasi di negara tersebut.

Selain itu, Leo menyebut, pihaknya juga akan bekerja sama dengan diaspora Indonesia atau orang perantau di luar negeri.

Melalui kerja sama itu, tentunya diharapkan duta ekspor dapat terbentuk.

"Kami kerjakan ini dengan Indonesian Diaspora Network Global sudah ada MoU-nya (nota kesepahaman). Nanti kami bisa coba membuat semacam duta ekspor," katanya.

Menurut Leo, ada strategi lain yang bisa dilakukan, yakni dengan menggelar pameran dagang atau trade show berskala internasional.

Dia menilai, untuk mendorong ekspor membutuhkan pameran dagang, yang mana para pembeli dapat langsung berinteraksi dengan buyer.

Rencananya, pameran dagang tersebut akan digelar di Bali dengan fokus di sektor makanan dan minuman serta kecantikan dan kesehatan.

Leo menilai, Bali menjadi tempat perputaran ekonomi.

"Saya rasa trade show paling baik itu yang ketemu langsung dengan buyer-nya, tapi tematik dan fokus. Ini kami rencanakan untuk bisa terjadi di Bali. Karena di Bali itu untuk food and beverage, juga wellness and beauty akan baik sekali. Di sana juga hadir kawasan ekonomi khusus (KEK) di Sanur," imbuhnya.

Terkait