Siti Fadilah Supari Dilantik Jadi Anggota Wantipres dalam Memori Hari Ini, 25 Januari 2010

JAKARTA – Memori hari ini, 14 tahun yang lalu, 25 Januari 2010, mantan Menteri Kesehatan (Menkes) era 2004-2009, Siti Fadilah Supari dilantik jadi Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) bidang kesehatan dan kesejahteraan rakyat. Pemilihan itu karena Siti dianggap memiliki kontribusi besar bagi negara.

Sebelumnya, kiprah Siti dalam dunia kesehatan mumpuni. Sosoknya digadang-gadang sebagai ahli spesialis jantung dan kardiologi. Ia pun aktif mengajar sebagai dosen. Laku hidup itu membuat pemerintah Indonesia mengangkatnya sebagai Menkes.

Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak ingin menempat orang di luar dunia kesehatan --apalagi pengusaha-- untuk posisi Menkes. Narasi itu membuat nama calon Menkes mengerucut kepada satu sosok: Siti Fadilah Supari.

Siti pun resmi diangkat sebagai Menkes pada 2004. Tindak-tanduk Siti dalam dunia kesehatan ada di baliknya. Ia dikenal luas sebagai ahli spesialis jantung dan kardiologi. Siti bahkan telah mengabdikan dirinya lebih dari 25 tahun di Rumah Sakit Harapan Kita. Pun siti juga aktif menjadi dosen tamu di Universitas Indonesia (UI).

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Siti Fadilah Supari (kanan) didampingi Sekretarisnya Widjaja Lukito menerima pihak Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) di gedung Wantimpres, Jakarta, Rabu (7/7/2010). (Antara/Rosa Panggabean).

Siti sebagai Menkes dianggap mumpuni. Semuanya karena Siti mengetahui terkait seluk-beluk dunia kesehatan. Kesigapan itu paling terlihat kala wabah flu burung (H5N1) menyebar sedari 2004. Siti berani berseberangan pandangan dengan organisasi kesehatan dunia, WHO.

SIti berani mengungkap bahwa flu burung yang dianggap WHO dapat mengancam dunia tak berbahaya. Flu burung takkan menular ke manusia. Siti beranggapan untuk memutus mata rantai penyebaran flu burung tak membutuhkan vaksin seperti koar-koar WHO.

Ia pun mencium ada gelagat lain dari WHO dalam mengatasi flu burung. Konon, masalah flu burung dianggapnya sebagai ajian supaya jualan produsen vaksin laku di negera berkembang. Siti tetap bersikukuh bahwa flu burung bukan pandemi.

Ia meminta rakyat Indonesia tak perlu khawatir. Alhasil, WHO sendiri yang kemudian mencabut status pandemi untuk Flu Burung.

Pemeriksaan unggas untuk mencegah flu burung. (Antara)

“Siti Fadillah Supari tak mau menambah kecemasan orang. Saat banyak orang khawatir terhadap bahaya penyakit flu burung, Menteri Kesehatan ini justru mengaku masih gemar menyantap daging ayam. Dia bahkan giat mengajak agar masyarakat untuk tetap makan ayam seperti yang dilakukannya di Solo, Jumat pekan lalu.”

“Makan ayam dan telur tidak berbahaya asal dimasak dengan benar. Virus flu burung akan mati dalam suhu 80 derajat Celsius,” ungkap Nurdin Saleh dan kawan-kawan dalam tulisannya di majalah Tempo berjudul Berperang dalam Kekhawatiran (2005).

Kiprah Siti tak dilantas dilupakan kala jabatannya sebagai Menkes berakhir. Pemerintahan SBY jilid dua justru ingin menggunakan kembali jasa Siti. Namun, kali ini bukan sebagai Menkes. Siti diplot sebagai Anggota Wantimpres bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Presiden SBY pun resmi melantik Siti sebagai Anggota Watimpres pada 25 Januari 2010. Pelatintikan itu dilangsungkan di Istana Negara. Pemerintah meyakini pengalaman Siti sebagai akademisi sekaligus pejabat berguna untuk membantu presiden merumuskan urusan kesehatan dan kesejahteraan rakyat Indonesia.

"Saya berpikir barangkali pertimbangan saya memang dibutuhkan (Presiden). Mudah mudahan memang benar pertimbangan saya dibutuhkan. Yang jelas di mana pun saya berada, saya selalu akan memperjuangkan kepentingan rakyat. Saya kira tidak ada kompromi untuk memperjuangkan kepentingan rakyat," ujar Siti sebagaimana dikutip laman Kompas.com. 25 Januari 2010.