Kepala WHO Prihatin Penyerbuan Tentara Israel ke Rumah Sakit di Khan Younis Gaza Selatan
JAKARTA - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan, dirinya sangat prihatin dengan laporan pertempuran di sekitar rumah sakit di Kota Khan Younis, saat Israel meningkatkan serangannya ke wilayah tersebut.
Prihatin dengan situasi yang terjadi terhadap rumah sakit di Khan Younis, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan di media sosial, kondisi tersebut harus di akhiri.
"Kami sangat prihatin dengan laporan pertempuran yang terus berlanjut di sekitar Rumah Sakit Al-Amal, dan penggerebekan hari ini di Rumah Sakit Al-Kheir di Gaza sangat mengkhawatirkan," tulisnya di media sosial X, seperti dikutip 23 Januari.
"Hal ini tidak hanya membahayakan pasien dan orang yang mencari keselamatan di dalam fasilitas tersebut, namun juga mencegah orang yang baru mengalami cedera di luar rumah sakit untuk dijangkau dan menerima perawatan," lanjutnya.
"Ini harus diakhiri," tandas Tedros.
Diberitakan sebelumnya, pasukan Israel untuk pertama kalinya bergerak ke Distrik Al-Mawasi dekat Pantai Mediterania, sebelah barat Khan Younis, kota utama di Gaza selatan. Di sana, mereka menyerbu rumah sakit Al-Khair dan menangkap staf medis, kata juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al Qidra kepada Reuters.
Qidra mengatakan sedikitnya 50 orang tewas semalam di Khan Younis, sementara pengepungan fasilitas medis menyebabkan puluhan orang tewas dan terluka berada di luar jangkauan tim penyelamat.
"Pendudukan Israel mencegah kendaraan ambulans beroperasi untuk mengambil jenazah para martir dan yang terluka di wilayah barat Khan Younis," katanya.
Sementara itu, Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengatakan tank-tank telah mengepung rumah sakit lainnya di Khan Younis, al-Amal, markas besar badan penyelamat, yang kehilangan kontak dengan staf di sana.
"Kami sangat khawatir dengan apa yang terjadi di sekitar rumah sakit kami," kata Tommaso Della Longa, juru bicara Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
Di Rumah Sakit Nasser, satu-satunya rumah sakit besar yang masih dapat diakses di Khan Younis dan yang terbesar yang masih berfungsi di Gaza, video menunjukkan bangsal IGD kewalahan dengan orang-orang terluka yang dirawat di lantai yang berlumuran darah.
Di luar, para pria menggali kuburan di halaman rumah sakit karena tidak aman untuk keluar ke kuburan. Pihak berwenang mengatakan 40 orang dimakamkan di sana.
Sebelumnya, Israel mengatakan pejuang Hamas beroperasi di dalam dan sekitar rumah sakit, namun hal ini dibantah oleh Hamas dan staf medis.
Baca juga:
- Uni Eropa Latih 40.000 Tentara dan Dukungan Senjata-Amunisi Senilai Rp511 Triliun untuk Ukraina
- Gedung Putih Sebut Presiden Biden Tetap Berpikiran Terbuka Mengenai Solusi Dua Negara
- Kepala Intelijen Rusia Sebut Amerika Serikat Mulai Bentuk Pemerintahan Kolonial di Ukraina
- Nilai Cara Israel Menghancurkan Hamas Salah dan Menyemai Kebencian, Diplomat UE: Apa Solusi Lain di Benak Mereka?
Diketahui, Israel melancarkan serangan pekan lalu untuk merebut Khan Younis, yang kini dikatakan sebagai markas utama militan Hamas yang bertanggung jawab atas serangan 7 Oktober di Israel selatan yang menewaskan 1.200 orang, menurut penghitungan Israel.
Di sisi Palestina, setidaknya 25.295 warga Gaza telah tewas sejak 7 Oktober, kata otoritas kesehatan Gaza dalam laporan terbarunya pada Hari Senin.
Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza kini tinggal di Rafah di selatan Khan Younis dan Deir al-Balah di utara, berdesakan di gedung-gedung publik dan tenda-tenda yang terbuat dari lembaran plastik yang diikat ke bingkai kayu.