JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden tetap berpikiran terbuka mengenai konsep solusi dua negara dari krisis Palestina-Israel, meski Perdana Menteri Benjamin Netanyahu keberatan dengan konsep kedaulatan Palestina.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan, mengakui itu bukan jalan yang mudah, Presiden Biden dikatakannya berpikiran terbuka mengenai bentuk dari solusi dua negara.
Dalam keterangannya kepada wartawan Kirby mengatakan, Presiden Biden memahami "perlunya fleksibilitas" ketika menyangkut format negara Palestina merdeka.
Beberapa jam setelah menutup telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Hari Jumat, Presiden Biden merujuk pada kemungkinan negara Palestina yang didemiliterisasi ketika berbicara kepada wartawan di Gedung Putih, dengan mengatakan bahwa dia yakin "ada sejumlah jenis solusi dua negara."
"Ada sejumlah negara anggota PBB yang tidak memiliki militer sendiri, sejumlah negara memiliki keterbatasan, jadi saya pikir ada cara agar hal ini bisa berhasil," ujar Presiden Biden, melansir CNN 23 Januari.
Namun, PM Netanyahu menolak seruan untuk kedaulatan Palestina pada Hari Sabtu setelah pembicaraan dengan Presiden Biden tentang masa depan Gaza usai perang.
PM Netanyahu mengatakan, kebutuhan keamanan Israel tidak sesuai dengan Negara Palestina.
Meskipun hal ini merupakan terobosan dari keyakinan Presiden Biden bahwa solusi dua negara diperlukan, Kirby mengatakan presiden AS "tidak mempunyai ilusi betapa sulitnya mencapai tujuan tersebut, terutama dengan konflik yang terjadi di Gaza."
BACA JUGA:
Dia mengatakan, pemerintah akan melanjutkan pembicaraan dengan pemerintah Israel dan Otoritas Palestina "dengan harapan lebih banyak kemajuan dapat dicapai."
Diketahui, solusi dua negara dari krisis Palestina-Israel tak hanya digaungkan oleh Amerika Serikat. Sejumlah negara mayoritas berpenduduk Muslim, seperti Arab Saudi, Indonesia dan negara-negara di Timur Tengah, hingga sejumlah negara di Eropa mendorong solusi dua negara dengan kemerdekaan Palestina.