Kejagung Telusuri Aset Korupsi PT Asabri di Kalimantan
JAKARTA - Kejaksaan Agung (Kejagung) masih menelusuri aset para tersangka dugaan korupsi pengelolaan keuangan dan dana investasi oleh PT Asabri. Saat ini, penyidik sedang mendalami informasi aset yang berada di Kalimantan.
"Masih ditelusuri semua, sekarang kawan-kawan ada yang di Kalimantan, saya informasi sedikit apapun akan kita lanjutin perlu dicek kebenarannya," ucap Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Ali Mukartono saat dikonfirmasi, Selasa, 23 Februari.
Hanya saja, Ali belum mau menyampaikan lebih jauh perihal aset tersebut. Dia menegaskan, semua aset yang berkaitan dengan dugaan korupsi PT Asabri didata dan ditelusuri.
Kemudian, soal perkembangan proses penyidikan, Ali menyebut tim yang menangani perkara masih menginventaris barang bukti.
"Saya dengar tadi baru Dirdik (Direktur penyidikan) rapat di lantai 6 menginvetariasi barang bukti yang disita," kata dia.
Baca juga:
- Cerita Jaksa Agung di Awal Karier Pernah Disogok, Tak Bisa Tidur hingga Diingatkan Tuhan
- Sisi Kocak Jaksa Agung Saat Klaim Lebih Ganteng dari Adam Suami Inul
- Jaksa Agung: Kasus Korupsi Asabri Terbesar di Indonesia Rp23,7 Triliun, Insyaallah Beres
- Kasus Asabri, Kejagung Periksa Saksi dari Maybank dan Perusahaan Sekuritas
Sebagai informasi, dalam kasus dugaan korupsi Asabri, Kejagung menetapkan sembilan orang tersangka. Dua orang mantan Dirut PT. Asabri yang ditetapkan tersangka yakni, Mayjen (Purn) Adam Rachmat Damiri dan Sonny Widjaja.
Sementara, untuk enam tersangka lainnya yakni BE selaku mantan direktur keuangan PT. Asabri; HS selaku Direktur PT. Asabri; IWS selaku Kadiv Investasi PT. Asabri; LP Dirut PT. Prima Jaringan; BT dan HH.
Terakhir, Kejagung juha menetapkan Jimmy Sutopo (JS) selaku Direktur PT Jakarta Emiten Investor Relation sebagai tersangka.
Jimmy Sutopo merupakan pihak swasta yang ikut terlibat dalam tindak pidana korupsi. Penetapan tersangka terhadapnya berdasarkan surat perintah nomor print 09/f.2/fd.2/02/2021 tertanggal 15 Februari 2021.