Pilpres 2024, Survei LSI: Sebagian Besar Pemilih Jokowi Pindah ke Ganjar Pranowo
JAKARTA - Presiden Joko Widodo tidak lagi bisa maju Sebagai calon Presiden RI di Pilpres 2024. Sebab, Jokowi telah menjabat selama dua periode.
Dalam rilis surveinya, Lembaga Survei Indonesia (LSI) memaparkan hasil survei pilihan calon presiden di Pilpres 2024. Hasilnya, sebagian pemilih Jokowi berpindah ke Ganjar Pranowo.
Dalam survei tersebut, masyarakat mengaku paling banyak memilih Jokowi dalam pemilihan presiden mendatang dengan perolehan 18 persen. Kedua, adalah Prabowo Subianto dengan 5,7 persen. Ketiga, Anies Baswedan dengan 5,7 pemilih. Keempat, Ganjar Pranowo dengan perolehan 3,5 persen.
Namun, jika nama Jokowi dikeluarkan karena tak lagi bisa mengikuti Pilpres 2024, Prabowo Subianto berada urutan atas dengan perolehan pemilih 22,5 persen. Uniknya, nama Ganjar menyalip dengan urutan kedua sebesar 10,6 persen dan Anies 10,2 persen.
Baca juga:
Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan menyebut, pemilih Jokowi dalam Pilpres 2024 nanti tersebar ke beberapa tokoh. Namun, poris pemilih paling besar bergeser ke Ganjar.
"Kalau nama Pak Jokowi tidak dimasukan ke dalam simulasi maka suara Pak Jokowi itu menjadi menyebar, paling banyak itu ke Pak Ganjar. 22 persen pemilih Pak Jokowi di tahun 2019 itu ke Pak Ganjar," kata Djayadi dalam pemaparan survei virtual, Senin, 22 Februari.
Djayadi mengungkap alasan mengapa banyak pemilih Jokowi yang lari ke Ganjar. Penyebabnya karena Ganjar merupakan kader PDI Perjuangan yang mengusung Jokowi sejak Pilpres 2014.
"Jadi kita bisa mengatakan peningkatan suara pak Ganjar itu antara lain karena ditopang oleh berpindahnya suaranya Pak Jokowi ke kader PDIP yang lain, yaitu ke Pak Ganjar. Dengan catatan, ini menyebar ya, cuma paling besar ke Pak Ganjar," jelas dia.
Lalu, apakah PDIP akan mengusung Ganjar? Menjawab hal ini, Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat menyebut pihaknya tidak menutup peluang bagi Ganjar menjadi calon presiden Pilpres 2024.
Namun, menurut Djarot, masih banyak kader partai lain yang bisa diusung PDIP. "Artinya, 2024 masih terbuka bagi siapa pun juga. Ada yang mengatakan apakah Pak Ganjar, pasti tertutup peluangnya? Belum tentu juga. Masih banyak calon. Biasanya, untuk penentuan capres itu tidak bisa dilakukan di awal-awal seperti ini," ujar Djarot.