Presiden Zelensky Sebut Gencatan Senjata hanya Menguntungkan Rusia
JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan pada Hari Kamis, gencatan senjata dalam perang Rusia melawan Ukraina tidak akan menghasilkan dialog politik, sebaliknya itu hanya akan menguntungkan Moskow.
Berbicara kepada wartawan di ibu kota Estonia, Tallinn, Presiden Zelensky mengatakan jeda apa pun akan berisiko memungkinkan Rusia untuk mengumpulkan kembali pasukannya, meningkatkan pasokan amunisi.
"Dan kami tidak akan mengambil risiko," kata Presiden Zelensky, dikutip dari Reuters 11 Januari.
"Jeda ini tidak akan mengakhiri perang, tidak akan mengarah pada dialog politik dengan Rusia atau pihak lain. Dan syukurlah semua ini diputuskan di Ukraina dan tidak akan ada jeda yang menguntungkan Rusia," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Zelensky mengatakan Rusia menghadapi "kekurangan" amunisi dan berjuang untuk membangun kembali pasukan elitenya, yang mempengaruhi perilaku mereka di medan perang.
Dia menuduh Rusia sedang merundingkan pembelian rudal dari Iran dan pasukan Rusia telah menerima lebih dari satu juta butir amunisi dari Korea Utara.
Presiden Zelensky menolak mengomentari pernyataan Menteri Pertahanan Italia pada Hari Rabu, yang menyebutkan waktunya telah tiba untuk diplomasi dalam konflik tersebut.
"Saya belum pernah melakukan negosiasi seperti itu dengan Italia pada tingkat apa pun, jadi sulit bagi saya untuk berkomentar," ujarnya.
Baca juga:
- Presiden Zelensky Sebut Ukraina Tidak Mendapat Tekanan dari Sekutu untuk Menghentikan Perang
- Houthi Mengatakan Serangan di Laut Merah Respons Terhadap Tindakan AS Pekan Lalu
- Kembali dari Khan Younis, Ahli Bedah Kanada Sebut Sistem Kesehatan Gaza Lebih Buruk dari Perkiraan
- Menhan Italia Sebut Penanganan Serangan Houthi di Laut Merah Jangan Sampai Menimbulkan Perang Baru
Presiden Zelensky diketahui tengah melakukan perjalanan ke Lituania, Latvia dan Estonia, yang merupakan beberapa pendukung paling setia Kyiv di Uni Eropa dan aliansi militer NATO.
Ia berharap dapat mengatasi kelelahan di antara sekutu-sekutu Barat Ukraina, mendapatkan lebih banyak bantuan keuangan dan militer, serta mendiskusikan upaya Kyiv untuk bergabung dengan NATO dan UE.