JPL NASA PHK 100 Kontraktor karena Anggaran Fiskal 2024 yang Tidak Pasti
JAKARTA – Laboratorium Propulsi Jet (JPL), fasilitas milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) telah memberhentikan seratus pekerja karena potensi pemotongan anggaran.
Dari laporan Spacenews, seratus pekerja yang dipangkas ini merupakan para kontraktor untuk program Pengembalian Sampel Mars (MSR). Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ini dilakukan minggu lalu, tetapi baru dikonfirmasi pada Minggu, 7 Januari.
Juru Bicara dari JPL mengatakan bahwa perusahaan terpaksa melakukan PHK karena anggaran federal untuk tahun fiskal 2024 yang masih tidak pasti. Kemungkinan besar, JPL akan melakukan tindakan lain seperti pemotongan belanja secara menyeluruh.
Sementara itu, Direktur JPL, Laurie Leshin, mengatakan bahwa mereka mendapatkan arahan langsung dari pihak NASA. Mereka diminta untuk merencanakan tindakan di tingkat terendah secara sistematis untuk menghadapi masalah anggaran tersebut.
“Jadi, hal pertama yang harus dilakukan adalah melihat di mana kami menggunakan kontraktor di lokasi pada MSR, dan juga di tempat lain, di mana JPL dapat melakukan penimbunan kembali untuk hal tersebut,” jelas Leshin pada Senin, 8 Januari.
Baca juga:
- Kick Off Satgas Antihoax PWI: Langkah Bersama Menjaga Keberlangsungan Pemilu 2024
- Senator Nebraska Mengajukan RUU untuk Membentuk Standar Dasar Mata Uang Kripto di Negara Bagian
- Bara Games Memperkenalkan Collector-X, MMORPG Mobile Pertama Buatan Indonesia
- Nvidia Akan Memulai Produksi Massal Chip AI H20 untuk Pasar China pada Kuartal Kedua 2024
Sebenarnya, kontraktor merupakan kapasitas tambahan yang akan digunakan oleh perusahaan bila diperlukan. Para kontraktor ini merupakan bagian dari MSR, tetapi mayoritas dari mereka mengerjakan proyek yang dinilai sudah usai oleh JPL.
JPL pun memutuskan untuk melakukan PHK pada kontraktor. Untuk saat ini, salah satu fasilitas utama dari NASA itu akan menunggu proses alokasi fiskal tahun 2024. Jika hasilnya tetap buruk sesuai yang diperkirakan, JPL mungkin akan melakukan lebih banyak PHK.
“Jika situasi pengurangan anggaran terus berlanjut, kita juga harus mempertimbangkan keputusan sulit mengenai potensi PHK,” kata JPL. PHK ini tidak hanya menyasar para kontraktor, tetapi juga karyawan biasa yang bekerja di laboratorium JPL.