JAKARTA – Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) sedang berencana memotong anggaran untuk dua teleskop terbesar yang mereka kelola. Dua teleskop ini adalah Observatorium Sinar-X Chandra dan Teleskop Luar Angkasa Hubble.
Mengutip dari Space, NASA memikirkan rencana ini karena program astrofisika mereka tidak menerima anggaran penuh sebesar 1,56 miliar dolar AS (Rp24 miliar) untuk tahun fiskal (TA) 2024. Maka dari itu, NASA harus menghemat pengeluaran mereka untuk hal lain.
“Kami bekerja dengan harapan anggaran tahun fiskal 24 tetap pada tingkat tahun 2023 (tidak berubah),” kata Direktur Divisi Astrofisika NASA Mark Clampin pada 13 Oktober lalu.
Meski rencana pemotongan ini telah disampaikan ke Komite Akademi Nasional Astronomi dan Astrofisika secara langsung, Clampin tidak menjelaskan jumlah anggaran yang akan dipotong. NASA juga belum mengetahui dampak spesifik dari pemotongan anggaran ini.
Teleskop Chandra dan Hubble merupakan dua misi paling mahal yang dioperasikan oleh NASA, mengalahkan Teleskop Luar Angkasa James Webb. Hubble memakan 93,9 juta dolar AS (Rp1,4 triliun) dan Chandra membutuhkan 68,7 juta dolar AS (Rp1,078 triliun).
Selain karena dananya yang besar, NASA mengurangi anggaran kedua teleskop tersebut karena usianya. Chandra dan Hubble merupakan dua misi tertua yang dijalankan NASA. Hubble diluncurkan pada tahun 1990 dan Chandra di tahun 1999.
BACA JUGA:
Hasil pemotongan anggaran dari Chandra dan Hubble akan dialihkan ke prioritas astrofisika lain seperti Teleskop Luar Angkasa Nancy Grace Roman, misi astrofisika kelas Penjelajah yang lebih kecil, Observatorium Gelombang Gravitasi LISA milik ESA, dan Observatorium Ultraviolet Ultrasat Israel.
Clampin menambahkan bahwa pengurangan anggaran ini tidak hanya terjadi di Chandra dan Hubble.
Akan ada pengurangan kecil di beberapa misi operasi lain yang tidak disebutkan dan pengurangan belanja untuk pengembangan teknologi.