Selain Biden Mundur karena Kesehatan di 2024, JP Morgan: Mobil Otonom Juga Bakal Alami Penolakan Keras
JAKARTA - Ketua Strategi Pasar dan Investasi untuk J.P. Morgan Asset Management, Michael Cembalest, telah menyusun daftar 'Kejutan' untuk tahun 2024. Selain pengunduran diri Presiden AS, Joe Biden, karena alasan kesehatan, dia juga menyorot yang akan terjadi di dunia otomotif yakni potensi gelombang penolakan besar-besaran terhadap mobil tanpa pengemudi atau mobil otonom.
Cembalest memprediksi kemungkinan boikot akan meluas terhadap mobil otonom yang kini menjadi hal umum di San Francisco, seperti yang dialami perusahaan Robotaxi Cruise yang dihantui masalah keselamatan.
Diketahui, CEO Cruise, Kyle Vogt telah mengundurkan diri setelah melakukan recall terhadap 950 mobil mereka. Recall dilakukan menyusul kecelakaan pada 2 Oktober 2023 di mana seorang pejalan kaki diseret hingga 6 meter oleh unit Robotaxi Cruise setelah tertabrak oleh kendaraan lain.
Pasca insiden ini, General Motors sebagai pemilik Cruise, menggelar pertemuan darurat di mana para eksekutif merinci langkah-langkah pengendalian kerusakan untuk menyelamatkan reputasi perusahaan. Lalu, tak lama Vogt mengonfirmasi pengunduran dirinya setelah serangkaian insiden yang melibatkan mobil tanpa pengemudi.
Vogt menegaskan dalam pertemuan pada bulan November bahwa PHK akan segera dilakukan sebelum akhirnya ia mundur. Salah satu karyawan mengatakan kepada Forbes bahwa situasi di perusahaan tersebut mirip dengan tenggelamnya Titanic.
Baca juga:
Pada bulan September 2023, dua insiden juga terjadi di mana kendaraan tanpa pengemudi menghalangi sebuah ambulans yang membawa korban kecelakaan dengan luka serius, yang kemudian meninggal di rumah sakit.
Cembalest mencatat, di beberapa tempat di mana mobil otonom Level 5 sepenuhnya diuji, dalam kondisi dunia nyata ternyata mereka bermasalah dari menghalangi ambulans menuju rumah sakit, menghambat petugas darurat lainnya, menyebabkan kecelakaan, meningkatkan kemacetan, dan menabrak pejalan kaki.
"Saya percaya kemungkinan adanya reaksi negatif besar-besaran dari masyarakat yang berpendapat, seperti pada kasus wabah skuter perkotaan yang dibenci, bahwa kenyamanan bagi beberapa orang mengakibatkan bahaya dan ketidaknyamanan bagi yang lain," kata Cembalest dalam laporannya, dikutip dari Daily Mail, 7 Januari.
Cembalest juga menggarisbawahi bahwa Tesla juga akan mengalami masalah dengan autopilot kendaraan mereka di tahun ini, apalagi sebelumnya Tesla juga recall lebih dari dua juta kendaraan pada Desember 2023.