Ciri-ciri Pria Berpotensi Melakukan KDRT yang Bisa Dideteksi Sejak Masa Pacaran
YOGYAKARTA – Salah satu ciri-ciri pria berpotensi melakukan KDRT, baik kekerasan dalam pacaran maupun setelah menikah adalah watak. Kekerasan sendiri bisa dilakukan terhadap istri maupun anak kandung sendiri.
Watak pria yang melakukan kekerasan bisa diketahui sejak masa pendekatan atau pacaran. Sayangnya hal tersebut bukan patokan tetap apakah seorang pria berpotensi melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Tindakan KDRT yang dilakukan oleh seorang suami kepada anggota keluarga sendiri dipicu oleh banyak hal mulai dari sifat dan watak, kebiasaan, bahkan gangguan kesehatan mental.
Ciri-ciri Pria Berpotensi Melakukan KDRT
Penting untuk diketahui semua kaum perempuan untuk menghindari pasangan yang berpotensi melakukan KDRT. Untuk menghindari kekerasan, ada beberapa ciri yang bisa diketahui jauh hari yakni sebagai berikut.
- Love Bombing
Love bombing adalah tindakan yang berupa pemberian perhatian atau bentuk kasih sayang lain secara berlebihan. Perilaku ini memang cukup ampuh untuk menaklukkan hati perempuan namun berisiko membawa hubungan yang tidak sehat.
- Terlalu Banyak Mengatur
Saat masih pendekatan atau pacaran, pasangan yang terlalu banyak mengatur juga menandakan ada potensi melakukan tindak KDRT. Sebagai contoh, pria meminta agar pasangannya tidak bergaul dengan orang lain selain dirinya, atau mengatur hal-hal sederhana lain seperti aktivitas sehari-hari.
- Tidak Bisa Mengendalikan Amarah
Ciri pria yang berpotensi jadi pelaku KDRT yang paling mudah untuk diketahui adalah pengendalian amarah. Saat seorang pria sulit untuk mengendalikan emosi marahnya biasanya mereka akan melakukan kekerasan untuk meluapkan perasaannya. Tentu kondisi ini sangat merugikan sekaligus berbahaya bagi istri maupun anak.
- Berkata Kasar dan Suka Memainkan Tangan
Berkata kasar adalah salah satu bentuk luapan emosi marah. Perlakuan ini tentu termasuk dalam kekerasan verbal yang harus dihindari. Selain berkata kasar, pria yang suka memainkan tangan dalam konteks kekerasan juga bisa terdeteksi saat pacaran. Kebiasaan ini tidak bisa diubah meski setelah menikah.
- Intimidatif
Wanita harus menghindari pria yang intimidatif yakni tindakan yang membuat orang lain ketakutan akibat ancaman. Perilaku ini bisa berujung pada kekerasan baik verbal maupun fisik sehingga sangat dianjurkan untuk dihindari.
- Tidak Menghargai Pendapat Orang Lain
Seseorang yang tidak menghargai pendapat orang lain dalam berdiskusi cenderung otoriter. Perilaku tersebut sangat berpotensi melibatkan kekerasan fisik maupun verbal. Pria yang tak bisa menerima pendapat orang lain cenderung defensif dan akan melakukan upaya apa saja untuk membukam opini tersebut.
Baca juga:
- Posesif Berlebih
Dalam hubungan, posesif dengan porsi yang cukup bisa mempererat hubungan. Namun jika posesif dilakukan dengan berlebihan dikhawatirkan berujung pada kekerasan. Pria akan melakukan apa saja untuk mengurung pasangannya.
- Gampang Cemburu
Pria pencemburu tidak disarankan untuk dijadikan sebagai pasangan. Pasalnya, kecemburuan yang berlebihan akan berdampak pada pengurungan pasangan. Sikap ini sangat berbahaya bagi keselamatan.
- Manipulatif
Secara sederhana, pria manipulatif akan melakukan beragam upaya untuk meraih simpati pasangannya. Pemilik watak ini juga cenderung mencari kelemahan pasangan agar mau menuruti keinginan mereka.
- Merendahkan Pasangan
Perilaku yang merendahkan pasangan juga berpotensi berujung pada kekerasan. Perilaku ini bisa berupa verbal maupun fisik. Misalnya, mengumpati pasangan di hadapan orang banyak.
- Hidup di Lingkungan yang Mewajarkan Kekerasan
Saat masih masa pendekatan atau pacaran, wanita harus menyelidiki bagaimana lingkungan calon pria yang dipilih. Pasalnya masih ada lingkungan yang mewajarkan kekerasan sebagai salah satu cara mendidik orang lain. Lingkungan yang cenderung keras bisa jadi ciri pria berpotensi KDRT.
Itulah informasi terkait ciri-ciri pria berpotensi melakukan KDRT. Kunjungi VOI.ID untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.