Anies Sebut Banjir di Jakarta Kiriman Daerah Lain, PSI: Jangan Salahkan Pihak Lain

JAKARTA - Anggota Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Justin Untayana mengkritik pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menyebut banjir di sejumlah wilayah di Ibu Kota karena kiriman dari daerah lain. Dia menyebut alasan ini bertolak belakang dengan fakta yang ada.

"Menurut data curah hujan dari BMKG, memang terjadi hujan lebat di Jakarta, terutama di bagian selatan. Namun, pintu air Katulampa dan Depok situasinya siaga 4 alias masih normal," kata Justin dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Minggu, 21 Februari.

Dengan fakta ini, dia menyebut, banjir yang terjadi bukan karena kiriman dari daerah lain seperti kiriman dari hulu di Bogor seperti klaim Anies. "Pak Anies sebagai gubernur tidak bisa menyalahkan siapa-siapa kecuali dirinya sendiri," tegas Justin.

Lebih lanjut, Justin juga mengkritisi sikap Anies yang selalu menghindar jika ditanya mengenai solusi banjir. Dia juga menyoroti bagaimana Anies hanya mengimbau warga untuk waspada dan lebih fokus untuk menangani korban banjir setelah terjadi banjir terjadi pada Januari hingga Februari 2020 lalu.

"Pak Anies sudah jadi gubernur selama 3 tahun 4 bulan, sehingga wajar apabila warga menagih solusi dan hasil kerja yang bisa dirasakan secara nyata untuk mencegah banjir. Jadi, kalau ditanya solusi banjir, jangan cuma diam atau malah menyalahkan cuaca dan pihak-pihak lain," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut banjir yang terjadi di Jalan Sudirman, Jalan Kemang Raya, Jalan Widya Chandra, hingga Jalan Tendean disebabkan oleh luapan Kali Krukut.

Hal ini ia katakan saat meninjau genangan air di kawasan Jalan Sudirman, dekat Pintu Air Sudirman Atmaja, Jakarta Pusat.

"Jadi curah hujan yang terjadi di kawasan hulu Kali Krukut yang melintang melintasi Jalan Jendral Sudirman. Di hulunya terjadi curah hujan yang sangat tinggi tercatat 136 mm/hari," kata Anies, Sabtu, 20 Februari.

Anies bilang, Kali Krukut meluap karena menampung pertambahan debit air dari hujan lokal dari kawasan Depok, Jawa Barat. Artinya, penambahan debit air bukan dari hujan lokal di kawasan Kemang atau Jalan Sudirman, melainkan kawasan antara hulu dan Jakarta.

"Lintas airnya melewati dua sungai, satu kali Mampang dan dua Kali Krukut. Kedua aliran kali itu bertemu di belakang LIPI. Lalu mengalir ke Sudirman. Jadi saat ini adalah dampak dari air kiriman dari kawasan tengah sekitar Depok,” ujar Anies.

Menurut Anies, biasanya jika air kiriman datang dari kawasan Bogor (hulu awal), air akan lewat Kali Ciliwung. Sementara, Kali Krukut mengalirkan air yang datang dari kawasan tengah, yakni Depok.

“Biasanya kalau hujannya di pegunungan (Daerah Bogor) airnya akan lewat Kali Ciliwung, tapi kalau terjadinya hujan deras di kawasan tengah (sekitar Depok) maka lewat ke sungai aliran tengah, yakni kali Krukut ini,” tutur Anies.