Proyek Terowongan Bawah Laut di IKN Berpotensi Rusak Lingkungan, OIKN: Ada Aktivitas Manusia

JAKARTA - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengakui proyek terowongan bawah laut atau immersed tunnel perdana di Indonesia yang akan dibangun di Ibu Kota Negara (IKN) berpotensi dapat merusak ekosistem lingkungan.

Meski begitu, berdasarkan kajian, proyek ini disebutkan memberikan dampak yang sangat minim untuk keberlangsungan ekosistem laut di sekitar Teluk Balikpapan.

"Waktu menyusun rencana kalau kami membangun jalan atau jembatan di atas Teluk Balikpapan itu disinyalir lebih merusak ekosistem mangrove ataupun memberikan efek di perairan Teluk Balikpapan, untuk itu jalan tengahnya adalah membangun tunnel di bawah air untuk meminimalisir dampak," kata Direktur Pengembangan Pemanfaatan Kehutanan dan Sumber Daya Air Kedeputian Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN Pungky Widiaryanto dalam agenda Konsultasi Publik Rencana Induk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Ibu Kota Nusantara secara virtual, Rabu, 27 Desember.

"Namun demikian, walaupun kami sudah mengganti, memang kami sadar ada aktivitas manusia akan merusak alam," sambungnya.

Pungky tak menampik bahwa pembangunan sejumlah proyek infrastruktur di IKN memang punya pro dan kontra tersendiri. Namun, dia lagi-lagi memastikan bahwa pemerintah telah melakukan studi serta meminimalisir dampak negatif dari setiap proyek yang bakal dikerjakan.

Contohnya saja, mulanya pemerintah berencana hendak membangun jembatan yang mampu menghubungkan antara Balikpapan dengan IKN melalui Teluk Balikpapan. Bila dilihat dari segi biaya, pembangunan jembatan tersebut memang dinilai jauh lebih ekonomis.

Akan tetapi, mempertimbangkan keberlangsungan ekosistem yang ada, maka pemerintah justru lebih memilih membangun terowongan bawah laut (immersed tunnel) yang nilai konstruksinya diperkirakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencapai Rp4 triliun per 1 kilometer (km).

Di samping itu, Pungky mengatakan, dalam proses konstruksi, nantinya pembangunan terowongan bawah laut akan tetap memperhatikan sejumlah prinsip-prinsip berkelanjutan yang selaras dengan visi misi pengembangan IKN menjadi kota hijau yang ramah lingkungan.

"Kami coba meminimalisir dengan yang dulunya dari segi sejarah bangun jembatan yang akan merusak parah, jadi ke tunnel. Walaupun kami sadar tunnel pun punya risiko merusak atau memberikan efek juga," tuturnya.

Adapun progres terowongan bawah laut IKN sendiri masih dalam tahap pendalaman detail engineering design (DED) oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Dalam proses pendalaman tersebut, Pemerintah melibatkan konsultan internasional karena proyek ini benar-benar baru bagi Indonesia.

Seperti diketahui, proyek immersed tunnel IKN merupakan bagian dari Seksi 4 Jalan Tol Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN. Adanya immersed tunnel juga sudah sesuai dengan konsep forest city sebagaimana konsep yang diusung oleh IKN Nusantara.