Debat Pilpres Disebut Tak Bisa Banyak Ubah Elektabilitas Capres-Cawapres

JAKARTA - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi memandang debat Pilpres 2024 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) tak akan mengubah peta elektabilitas masing-masing pasangan capres-cawapres.

Sebab, berdasarkan hasil jajak pendapat, distribusi dukungan terhadap pasangan capres-cawapres saat ini tidak banyak mengalami perubahan signifikan dibanding dengan sebelum acara debat digelar.

"Secara umum memang masyarakat kita sudah punya pilihan, meskipun bukan berarti tidak ada efeknya. Debat efeknya minimal," kata Burhanuddin dalam pemaparan survei virtual, dikutip pada Rabu, 27 Desember.

Dalam jajak pendapat Indikator Politik Indonesia, responden menilai penampilan capres yang paling piawai dalam debat pertama adalah Anies Baswedan. Sementara, cawapres paling piawai adalah Gibran Rakabuming Raka.

Rinciannya, sebanyak 35,5 persen responden yang menonton debat memilih Anies Baswedan sebagai capres yang tampil paling baik. Disusul oleh Prabowo Subianto sebesar 28,9 persen dan Ganjar Pranowo 26,9 persen.

Sementara, dalam debat cawapres, 56 persen responden yang menyaksikan debat tersebut memilih Gibran sebagai penampil terbaik. Disusul oleh Mahfud MD dengan perolehan sebesar 24,2 persen, dan Muhaimin Iskandar 12,3 persen.

Namun, meskipun Anies dianggap paling piawai dalam penampilan debat, mayoritas basis pemilih Prabowo maupun Ganjar tidak beralih dukungannya.

Begitu juga dengan debat cawapres yang diungguli Gibran dalam survei. Mayoritas pemilih Muhaimin dan Mahfud MD tak berpaling mendukung Gibran.

"Responden kita itu adil. Debat capres, mereka bisa menganggap Anies lebih unggul. Tapi debat cawapres tidak serta merta pasangannya, Muhaimin dianggap pemenang. Ternyata datanya begini. Jadi, ini menunjukkan masyarakat mampu berpikir kompleks," lanjutnya.

Diketahui, survei dilakukan pada 23-24 Desember dengan melibatkan 1.217 responden sebagai sampel yang merupakan WNI berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah atau memiliki telepon.

Survei dilakukan dengan mewawancarai responden lewat telepon. Responden dipilih melalui metode random digit dialing dan double sampling. Margin of error survei diperkirakan ± 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.