14 Orang Tewas dalam Penembakan Massal di Charles University, Presiden Ceko Umumkan Hari Berkabung Nasional
JAKARTA - Sedikitnya 14 orang tewas dan 25 lainnya luka-luka dalam penembakan di Universitas Praha, Ceko, dengan pelaku yang diketahui seorang mahasiswa sebelumnya menembak mati sang ayah dan diduga bunuh diri kemudian kata polisi setempat, menjadi penembakan massal terburuk yang pernah terjadi di negara itu.
Presiden Petr Pavel dalam rapat kabinet khusus memutuskan, pemerintah mengumumkan hari berkabung di seluruh negara itu pada tanggal 23 Desember untuk mengenang para korban.
"Saya akan mengungkapkan kesedihan saya yang besar sekaligus kemarahan yang tidak berdaya atas hilangnya begitu banyak nyawa anak muda yang tidak perlu," ujar Presiden Pavel, melansir Reuters 22 Desember.
"Saya ingin menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada seluruh keluarga korban, kepada semua orang yang berada dalam insiden tragis ini, yang paling tragis dalam sejarah Republik Ceko," lanjutnya.
Polisi Ceko pada Hari Kamis mengatakan mereka merespons penembakan di Lapangan Jan Palach dekat Alun-Alun Kota Tua Praha.
Penembakan itu terjadi sekitar pukul 15.00 waktu setempa di Fakultas Seni Universitas Charles, yang terletak di dekat lokasi wisata terkenal, Jembatan Charles abad ke-14, dikutip dari Al Jazeera.
"Kami selalu berpikir bahwa ini adalah hal yang bukan urusan kami. Sayangnya, sekarang ternyata dunia kita juga sedang berubah dan masalah penembak individu juga muncul di sini," kata Wali Kota Praha Bohuslav Svoboda kepada Czech Television.
Sementara itu, Kepala Polisi Praha Martin Vondrasek mengatakan pelaku penyerangan seorang mahasiswa, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut. Nama pelaku penembakan belum diumumkan.
Vondrasek mengatakan, akibat penembakan itu, 14 orang tewas dan 25 luka-luka. Sementara, pelaku ditemukan tewas tak lama setelah kejadian
Lebih jauh Vondrasek menjelaskan, pihaknya juga yakin pelaku membunuh ayahnya pada Kamis pagi di kampung halamannya, Hastoun. Berdasarkan penggeledahan di rumah, lanjut Vondrasek, penembak juga diduga terlibat dalam pembunuhan seorang pria dan putrinya yang berusia dua bulan di timur Praha pekan lalu.
Baca juga:
- Presiden Macron: Kita Tidak Bisa Membiarkan Gagasan Perang Melawan Hamas Berarti Meratakan Gaza
- Kim Jong-un Peringatkan Korut Tak Ragu Lakukan Serangan Nuklir Jika Diprovokasi dengan Senjata Serupa
- DK PBB Tunda Voting Resolusi Mengenai Gaza untuk Kali Ketiga, Sementara Korban Tewas Capai 20 Ribu Jiwa
- Pejabat Hamas Sebut Pihaknya Tidak Ingin Membebaskan Sandera untuk Kemudian Dibom oleh Israel
Pihak berwenang telah memperingatkan bahwa jumlah korban tewas akibat penembakan Hari Kamis bisa bertambah lebih lanjut.
Sedangkan Menteri Dalam Negeri Vit Rakusan mengatakan kepada TV publik Ceko, "tidak ada pria bersenjata lain yang dikonfirmasi" dan meminta masyarakat untuk mengikuti instruksi polisi.
Motivasi pelaku penembakan belum dapat diverifikasi, namun Vondrasek mengatakan kepada wartawan pihak berwenang memiliki "informasi baru yang belum dapat dikonfirmasi dari sebuah akun di jejaring sosial, ia diduga terinspirasi oleh satu serangan teroris di Rusia pada musim gugur tahun ini," ungkapnya, menambahkan pelaku mengantongi izin sah memegang sejumlah senjata api.