Google Batasi Respons Chatbot dan Pencarian AI Terkait Pemilihan Presiden AS 2024
JAKARTA - Google, anak perusahaan Alphabet Inc., mengumumkan pada Selasa 19 Desember bahwa mereka akan membatasi jenis pertanyaan terkait pemilu yang dapat dijawab oleh chatbot mereka, Bard. SElain itu juga membatasi pengalaman pencarian generatif menjelang Pemilihan Presiden AS 2024. Pembatasan tersebut diharapkan akan diberlakukan pada awal tahun 2024.
Selain AS, sejumlah pemilihan groundbreaking diharapkan pada tahun 2024, termasuk pemilihan nasional di India, negara demokrasi terbesar di dunia, dan di Afrika Selatan, serta pemilihan lainnya.
Perusahaan teknologi ini menyatakan bahwa mereka akan "bekerja dengan penekanan yang lebih besar pada peran kecerdasan buatan (AI)" ketika mereka berupaya melayani pemilih dan kampanye terkait pemilihan-pemilihan ini.
Meta Platform Inc., yang memiliki Facebook, juga menyatakan pada bulan November bahwa mereka akan melarang kampanye politik dan pengiklan untuk menggunakan produk iklan AI generatif terbaru mereka.
Pengiklan di Meta juga harus mengungkapkan kapan kecerdasan buatan (AI) atau metode digital lainnya digunakan untuk mengubah atau membuat iklan politik, sosial, atau terkait pemilihan di Facebook dan Instagram.
Baca juga:
- Google Tangguhkan Fungsi Tampilkan Kemacetan di Aplikasi Navigasi di Israel Akibat Serangan Roket
- TomTom Bermitra dengan Microsoft untuk Ciptakan Asisten Berbasis AI untuk Kendaraan
- Dewan Pengawas Meta Platform Menilai Ada Kesalahan Penghapusan Video Konflik Israel-Hamas
- Ibu Negara Brasil Niat Gugat Platform X setelah Akunnya Diretas
Sementara itu, platform media sosial X milik Elon Musk, yang sedang diselidiki oleh Uni Eropa, mengatakan pada bulan Agustus bahwa mereka sekarang akan memperbolehkan iklan politik di AS dari kandidat dan partai politik. Mereka juga akan memperluas tim keselamatan dan pemilihan mereka menjelang pemilihan AS. Seluruh iklan politik sebelumnya telah dilarang secara global di X sejak tahun 2019.
Pemerintah di seluruh dunia telah berupaya untuk mengatur kecerdasan buatan mengingat ancaman yang dihadirkannya, seperti penyebaran informasi yang menyesatkan.
Perusahaan teknologi raksasa akan menghadapi aturan baru di Uni Eropa untuk dengan jelas menandai iklan politik di platform mereka, siapa yang membayarnya, berapa banyak yang dibayarkan, dan pemilihan mana yang ditargetkan.