Gempa 6,2 SR Guncang Gansu, China: 118 Tewas dan Ratusan Luka-luka
JAKARTA - Sedikitnya 118 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka akibat gempa bumi berkekuatan 6,2 skala Richter yang mengguncang wilayah terpencil dan pegunungan di tepi utara dataran tinggi Qinghai-Tibet tepat sebelum tengah malam pada Hari Senin.
Gempa terjadi pada pukul 11:59 malam waktu setempat pada Hari Senin di daerah Jishishan, Gansu pada kedalaman 10 km (6,2 mil), menurut China Earthquake Networks Center (CENC), melansir Reuters 19 Desember.
Pihak berwenang langsung menggelar tanggap darurat setelah gempa tersebut merusak jalan dan infrastruktur, memicu tanah longsor, menyebabkan separuh desa terkubur lumpur. Itu menjadi tidak mudah saat suhu berada di bawah nol derajat.
Di Gansu, 105 orang tewas hingga Selasa pukul 07:50 Selasa waktu setempat. Sementara, dari 397 orang terluka, 16 orang berada dalam kondisi kritis, kata pemerintah provinsi pada konferensi pers.
Sementara jumlah korban tewas di Qinghai meningkat menjadi sedikitnya 13 orang dan 182 orang terluka. Selain itu, secara resmi sekitar 20 orang masih dinyatakan hilang.
Sekitar 2.200 personel dari pemadam kebakaran Provinsi Gansu dan 900 dari brigade hutan, serta 260 pekerja penyelamat darurat profesional, dikirim ke zona bencana, kantor berita Xinhua melaporkan, menambahkan bahwa ratusan personel militer dan polisi juga dikerahkan.
Pihak pemerintah provinsi bergerak cepat, mengalokasikan bantuan kepada pemerintah daerah untuk pekerjaan tanggap darurat, juga mengirimkan bantuan yang mencakup 2.600 tenda katun, 10.400 tempat tidur lipat, 10.400 selimut, 10.400 kasur katun, dan 1.000 set kompor.
Sementara itu, daerah bencana berada di wilayah dataran tinggi yang cuacanya dingin, menyebabkan upaya penyelamatan dilakukan untuk mencegah bencana susulan yang disebabkan oleh faktor-faktor di luar gempa, kata Xinhua.
Diketahui, suhu di Linxia, Gansu, dekat tempat gempa terjadi, sekitar minus 14 derajat Celcius (6,8°F) pada Selasa pagi.
Meskipun 72 jam setelah gempa adalah waktu yang paling mungkin untuk menyelamatkan korban, namun hal ini akan dipersingkat karena cuaca buruk, sehingga korban yang terjebak menghadapi risiko yang lebih tinggi.
Sejumlah infrastruktur air, listrik, transportasi, komunikasi dan lainnya rusak.
Baca juga:
- Vatikan Setujui Pemberkatan untuk Pasangan Sesama Jenis, Asal...
- Jenderal Ukraina Akui Pasukannya di Garis Depan Pertempuran dengan Rusia Kekurangan Amunisi Artileri
- Menteri Keamanan Israel Ancam Keluar dari Koalisi Jika Perang Lawan Hamas Tidak Dilanjutkan dengan Kekuatan Penuh
- Menteri Iran Akui Jaringan Pom Bensin Terkena Serangan Siber dan Sempat Sebabkan Gangguan Nasional
Media pemerintah melaporkan setidaknya 32 gempa susulan terjadi satu jam setelah gempa terjadi. Pejabat Gansu mengatakan kepada wartawan bahwa gempa kuat terakhir dengan kekuatan setidaknya 5,0 skala Richter yang terjadi dalam jarak 100 km dari pusat gempa terjadi pada tahun 2019.
Sebanyak sembilan gempa susulan berkekuatan 3,0 ke atas tercatat pada Selasa pagi, dua di antaranya setidaknya berkekuatan 4,0, kata CENC.
Diketahui, gempa bumi biasa terjadi di provinsi barat seperti Gansu, yang terletak di perbatasan timur dataran tinggi Qinghai-Tibet yang aktif secara tektonik. Gempa paling mematikan di Tiongkok dalam beberapa dekade terakhir terjadi pada tahun 2008, ketika gempa berkekuatan 8,0 skala Richter melanda Sichuan, menewaskan hampir 70.000 orang.